Jumatan Pertama Bulan Ramadhan: Dihalangi Israel, Rakyat Palestina Tetap Sholat di Al Aqsa

Rakyat Palestina harus menempuh rute yang lebih jauh untuk bisa Jumatan di Al Aqsa.

EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN
Muslim Palestina melintasi pos pemeriksaan yang dikuasai Israel untuk bisa menunaikan sholat Jumat pertama di bulan Ramadhan di Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Jumat (8/4/2022).
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Puluhan ribu rakyat Palestina tetap dapat melaksanakan sholat Jumat pertama di bulan suci Ramadhan di kompleks Masjid Al Aqsa meskipun dihalang-halangi polisi Israel. Jamaah tetap menjalankan ibadah di situs suci ketiga umat Islam tersebut meskipun jumlahnya tidak sebanyak biasanya.

Dilansir Wafa News, Jumat (8/4/2022), hanya sekitar 80 ribu jamaah yang masih bisa sholat di Masjid Al Aqsa. Kebanyakan dari mereka adalah warga Palestina wilayah pendudukan Israel dan warga Palestina dari Tepi Barat, menurut otoritas wakaf Islam.

Koresponden WAFA mengatakan, polisi Israel dan pasukan keamanan menutup beberapa jalan dan gang menuju kota tua Yerusalem. Mereka memaksa jamaah untuk menggunakan rute yang jauh lebih panjang untuk mencapai Al Aqsa.

Baca Juga


Pasukan pendudukan Israel juga mengerahkan pasukan dalam jumlah besar di gerbang yang mengarah ke tempat suci dan memeriksa kartu identitas jamaah. Mereka juga melakukan penggeledahan badan terhadap beberapa jamaah.

Pada waktu normal, sholat Jumat di bulan Ramadhan biasanya menarik lebih banyak orang yang bisa mencapai hingga 200 ribu di Al Aqsha. Meskipun polisi Israel semakin memperketat langkah-langkah keamanan mereka di sejumlah titik, sholat Jumat tetap dapat berjalan dengan damai

Warga Palestina lainnya sholat di pos pemeriksaan Israel di Tepi Barat sebagai protes setelah mereka dilarang memasuki kota suci. Israel merebut Yerusalem Timur dari Yordania pada 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas global.

Berbagai organisasi HAM dunia menyebut Israel sebagai negara apartheid karena berbagai tindakannya kepada warga Palestina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler