9 Dampak Positif yang Seyogianya Diambil dari Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan merupakan momentum untuk memperbaiki kualitas diri

Pixabay
Ilustrasi Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan momentum untuk memperbaiki kualitas diri
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ramadhan merupakan bulan untuk mendidik umat Islam. Setidaknya ada delapan pelajaran yang dapat kita pahami ketika berada dalam bulan Ramadhan.

Baca Juga


Melansir laman aboutislam.net, Mantan Presiden Dewan Fiqh Amerika Utara, Muzammil H Siddiqi, menjelaskan, segala hal mengandung pelajaran dan ujian sebagaimana tercantum dalam dua dalil Alquran, Al Mulk ayat 1-2: 

 تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Mahaberkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Mahapengampun.”

Kedua, surat Al Furqan ayat 62: 

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا “Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur.” 

Hidup dan mati dan pergantian malam dan siang memiliki tujuan dan itu adalah untuk menguji kita dan memberi kita kesempatan untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan terima kasih kita kepada Pencipta dan Pemelihara kita. 

Bulan Ramadhan datang dan pergi. Kita harus memeriksa diri kita sekarang dan melihat apa yang telah kita pelajari dan capai selama bulan ini. Ujian keberhasilan bulan ini terletak pada efek yang ditinggalkannya kepada kita sebagai berikut: 

Pertama, kita belajar di bulan ini bagaimana mendisiplinkan diri kita karena Allah SWT. Di pagi dan sore hari, kami mengikuti jadwal makan dan minum yang ketat.  

Kita selalu sadar bahwa bahkan dalam kegiatan duniawi seperti makan dan minum, kita harus tetap berada di bawah perintah ilahi. 

Kita mengubah kebiasaan kita dalam rutinitas sehari-hari karena kita belajar bahwa kita bukanlah hamba dan budak dari kebiasaan kita, tetapi selalu hamba Allah SWT. 

Kemudian setelah Ramadhan, kita harus menjaga semangat disiplin ini dalam gaya hidup kita yang lain dan harus melanjutkan ketundukan kita pada perintah Allah.

Baca juga: Calon Presiden Prancis Marine Le Pen Bersumpah akan Larang Jilbab Jika Terpilih

Kedua, Ramadhan memperbarui semangat kita untuk beribadah dan bertakwa kepada Allah SWT. 

Di bulan ini kita lebih berhati-hati dengan sholat kita sehari-hari dan memiliki sholat khusus di malam hari. Tidak ada agama tanpa doa dan umat Islam belajar di bulan ini bagaimana memperkuat dan memperdalam kehidupan keagamaan mereka.

Ketiga, Ramadhan dan Alquran dihubungkan bersama sejak awal. Pada bulan inilah pesan ilahi ini diturunkan kepada Nabi Muhammad. 

Kita diberitahu bahwa Nabi sedang berpuasa ketika ia menerima wahyu pertama. Puasa mempersiapkan hati orang-orang yang beriman untuk mempelajari Firman Allah SWT. 

 

Ini adalah kondisi yang paling cocok untuk komunikasi spiritual dan mental kita dengan Alquran. Umat Islam lebih memperhatikan Alquran di bulan ini. Kontak baru dengan Alquran ini harus membantu kita dalam mengikuti pesannya.

Keempat, Ramadhan bukan pengalaman individu saja, melainkan pengalaman dalam komunitas. Seluruh umat Islam berpuasa bersama dalam satu bulan yang sama. 

Kami mengidentifikasi satu sama lain dalam ketaatan kami kepada Allah SWT. Ini memberi kita rasa kebersamaan dan persatuan yang baru. 

Ramadhan mengajarkan kita bahwa umat Islam adalah komunitas kesalehan dan pengabdian kepada Allah dan anggotanya memperoleh kekuatan mereka dari satu sama lain dalam perbuatan kesalehan dan kebajikan.

Kelima, ikatan yang didasarkan pada ketakwaan dan kebajikan adalah ikatan yang paling kuat dan ikatan inilah yang terbukti baik bagi umat manusia. 

Kekuatan umat Islam terletak pada komitmennya terhadap nilai-nilai kebaikan, moralitas dan ketakwaan. Ramadhan meninggalkan jejak semua nilai ini pada umat Islam.

Keenam, puasa di bulan Ramadhan membantu kita untuk memahami penderitaan dan rasa sakit orang miskin dan membutuhkan. Dengan rasa lapar dan haus sukarela kita, kita menyadari apa artinya kehilangan kebutuhan dasar hidup. 

Ketujuh, Ramadhan disebut sebagai bulan amal dan simpati. Kita belajar bagaimana menjadi lebih baik dan murah hati di bulan ini. Banyak Muslim juga membayar zakat mereka pada Ramadhan.

Kedelapan, puasa Ramadhan dan jihad keduanya disyariatkan pada tahun yang sama, yaitu tahun kedua Hijrah di Madinah. Puasa mempersiapkan kesulitan dan pengorbanan. 

Baca juga: Motif Tentara Mongol Eksekusi Khalifah Terakhir Abbasiyah dengan Dilindas Kuda

Ini adalah dua hal penting yang tanpanya jihad tidak mungkin terjadi. Muslim belajar di Ramadhan bagaimana berjuang melawan kekuatan jahat dalam diri mereka sendiri, dalam masyarakat di sekitar mereka, dan di dunia pada umumnya.

Kesembilan, untuk merangkum semua karunia moral dan spiritual Ramadhan, kita dapat mengatakan bahwa Ramadhan memberi kita karunia  taqwa  (takwa) yang agung. Takwa  adalah totalitas kehidupan Islam. 

Ini adalah yang tertinggi dari semua kebajikan dalam skema Islam. Artinya, kesadaran akan Tuhan, ketakwaan, ketakutan, dan kekaguman kepada Allah SWT dan itu menandakan penyerahan kepada Allah dan komitmen total untuk semua yang baik dan penolakan terhadap semua yang jahat dan buruk.

 

 

Sumber: aboutislam 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler