WHO Sebut Ada 108 Serangan Rusia ke Fasilitas Kesehatan Ukraina
Petugas medis, suplai, transportasi, dan gudang termasuk yang terdampak serangan.
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, mereka telah memverifikasi 108 serangan Rusia ke fasilitas kesehatan di Ukraina sejak pertempuran dimulai pada 24 Februari. Petugas medis, suplai, transportasi, dan gudang termasuk yang terdampak serangan Rusia.
“Situiasinya sudah sangat buruk dan menantang. Ada rumah sakit tanpa listrik, ada kekurangan pasokan medis, dan ada kekurangan obat-obatan untuk mengobati penyakit kronis di seluruh negeri,” kata perwakilan WHO Eropa Bhanu Bhatnagar saat berbicara di sebuah konferensi di Lviv, Ukraina, Selasa (12/4/2022), dikutip Anadolu Agency.
Dia menekankan, WHO mengutuk semua serangan terhadap fasilitas medis atau kesehatan, termasuk para stafnya. “(Serangan) tidak hanya membuat orang kehilangan layanan kesehatan vital, tapi juga merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional,” ujarnya.
Selama beberapa hari mendatang, WHO akan menyediakan 15 generator ke rumah sakit di seluruh Ukraina yang hanya memiliki pasokan listrik terbatas atau tidak ada sama sekali. “Kami telah menyiapkan dua generator untuk rumah sakit di Mariupol untuk pengiriman segera setelah kami bisa masuk,” ujar Bhatnagar.
Dia memperingatkan, jika pertempuran Rusia dan Ukraina terus berlanjut, situasi kesehatan bakal memburuk. “Itulah mengapa kami membawa semua perbekalan ini. Tapi kami juga membutuhkan jalur yang aman untuk mendukung sistem kesehatan karena kami khawatir, selain korban sipil yang mungkin terjadi, mungkin ada lebih banyak lagi kematian akibat kurangnya bantuan akses kesehatan yang layak,” ucapnya.
Menurut Bhatnagar, terdapat 300 fasilitas kesehatan di daerah-daerah konflik di Ukraina. Sebanyak 1.000 fasilitas kesehatan berada di “daerah kendali yang berubah”. Hal itu membuat sistem kesehatan rentan terhadap kerusakan infrastruktur dan gangguan parah dalam layanan medis.
Bhatnagar mengungkapkan, WHO mendukung relokasi pasien yang membutuhkan evakuasi medis ke kota perbatasan Korczowa di Polandia. Sebab Pemerintah Polandia telah mendirikan fasilitas kesehatan di sana.