Hamas: Kami Siap Perang Enam Bulan dengan Israel
Hamas sebut ada rencana Israel untuk menyerbu Al Aqsa pada tanggal 15 Ramadhan.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Organisasi kemerdekaan Palestina, Hamas menyatakan kesiapannya untuk berperang selama enam bulan lamanya dengan Israel. Pernyataan ini dijelaskan seorang pejabat senior di gerakan itu di TV al-Mayadeen yang berbasis di Beirut, Senin (11/4/2022).
"Ada rencana Israel untuk menyerbu Al Aqsa pada tanggal 15 Ramadhan, dan ini adalah hal paling berbahaya yang bisa dilakukan musuh," kata anggota biro politik Hamas Zaher Jabarin dilansir dari The New Arab, Selasa (12/4/2022).
"Perlawanan Palestina tidak akan tinggal diam. Kami telah mempersiapkan diri menghadapi musuh dan kami memiliki cukup persiapan untuk berperang selama enam bulan berturut-turut," tambah Jabarin.
Sementara itu, beberapa kelompok ekstremis Yahudi menyerukan kepada otoritas Israel untuk mengambil bagian dalam inisiatif untuk mengadakan "pengorbanan Paskah" di halaman Masjid Al Aqsa yang akan diadakan Jumat depan.
Kelompok-kelompok ekstremis Israel mengumumkan hadiah finansial sebesar Rp 45 juta kepada mereka yang mampu membawa ternak ke kompleks Al Aqsa dan berhasil melaksanakan qurban. Kemudian hadiah sebesar Rp 2,8 juta ditawarkan kepada mereka yang dapat memasuki kompleks Al Aqsa namun tidak dapat berkurban. Ada juga hadiah sebesar Rp 1,7 juta untuk mereka yang mencoba dan gagal masuk.
Seruan itu muncul setelah kelompok-kelompok ekstremis Yahudi mengadakan upacara tiruan pada Senin di dinding Selatan Masjid Al Aqsa. Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas, yang lebih suka tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada The New Arab, "Gerakan itu telah menyampaikan pesan kepada orang Mesir bahwa mengadakan ritual keagamaan Yahudi dan menyembelih ternak di dalam Masjid Al-Aqsha, melanggar garis merah, dan akan mengarah ke situasi ekstrem," katanya.
Dalam beberapa pekan belakangan, wilayah Palestina yang diduduki di Tepi Barat dan Yerusalem telah menyaksikan peningkatan ketegangan antara Palestina dan Israel. Ini menyebabkan pembunuhan sedikitnya 15 orang Palestina dan 14 orang Israel.