Ilmuwan Temukan Obat Serangan Jantung dari Teknologi Vaksin mRNA

Teknik ini dibangun di atas teknologi yang sama yang digunakan untuk membuat vaksin.

Foto : MgRol_92
Ilustrasi Serangan Jantung
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ilmuwan Inggris telah menemukan obat pertama di dunia untuk serangan jantung menggunakan teknologi mRNA yang sama dengan vaksin Covid. Sebuah tim di King's College London melacak kode genetik yang disebut mRNA yang disuntikkan ke dalam jantung untuk menghasilkan protein yang akan menghasilkan sel-sel jantung yang sehat.

Baca Juga


Jantung manusia tidak memiliki kapasitas untuk menyembuhkan dirinya sendiri setelah serangan jantung. Tetapi dengan teknik baru yang disebut pelacakan genetik, bisa membantu sel-sel jantung baru menggantikan yang mati dan mengembangkan jaringan otot baru. Teknik ini dibangun di atas teknologi yang sama yang digunakan untuk membuat vaksin Pfizer dan Moderna Covid.

Pemimpin studi Profesor Mauro Giacca mengatakan bahwa studi ini bertujuan untuk menemukan pengobatan yang dapat meyakinkan sel-sel jantung yang masih hidup untuk berkembang biak.

“Meregenerasi jantung manusia yang rusak telah menjadi impian selama bertahun-tahun, tetapi sekarang bisa jadi kenyataan. Kami menggunakan teknologi yang persis sama dengan vaksin Pfizer dan Moderna untuk menyuntikkan RNA mikro ke jantung, mencapai sel-sel jantung yang masih hidup dan mendorong proliferasinya," kata pemimpin peneliti Profesor Mauro Giacca seperti dilansir dari Times Now News, Ahad (17/4/2022).

Selain membantu regenerasi jantung, mRNA juga bekerja menuju pengobatan guna menghentikan kematian sel selama serangan jantung. Serangan jantung dan stroke menyumbang 85 persen dari 17,9 juta kematian akibat penyakit kardiovaskular secara global.

Para ilmuwan percaya terapi RNA (asam ribonukleat) yang baru dapat merevolusi pengobatan kardiovaskular dan menghentikan jutaan serangan jantung yang berkembang menuju gagal jantung.

Teknologi yang diuji pertama kali untuk meregenerasi hati babi yang rusak sejauh ini telah berhasil. Tes pada manusia akan dilakukan dalam dua tahun ke depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler