Anak-Anak di AS dan Eropa Sakit Lever Misterius, tidak Diketahui Penyebabnya

Puluhan anak-anak di AS dan Eropa alami sakit hepatitis berat tanpa sebab.

www.freepik.com.
Puluhan anak-anak di AS dan Eropa alami sakit hepatitis berat tanpa sebab.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan anak di Amerika Serikat (AS) dan Eropa mengalami gejala hepatitis berat yang tak diketahui penyebabnya. Hasil tes menunjukkan bahwa anak-anak tersebut negatif terhadap virus-virus hepatitis.

Baca Juga


Kasus hepatitis berat yang misterius pada anak ini ditemukan sejak Januari 2022. Kala itu, dokter di Inggris melaporkan ada peningkatan kasus hepatitis berat pada anak yang tak biasa.

Setidaknya, ada 74 kasus hepatitis berat pada anak yang dilaporkan. Anak-anak tersebut menunjukkan gejala hepatitis berat namun hasil tes menunjukkan bahwa mereka negatif terhadap semua virus hepatitis.

Pada sebuah laporan yang dibuat oleh tim dokter di Skotlandia, ada tiga anak yang kondisinya sangat sakit hingga diperkirakan akan membutuhkan transplantasi hati. Enam orang anak di Inggris juga memiliki kondisi serupa dan sudah menerima transplantasi hati.

Pada pekan ini, Spanyol juga melaporkan tiga kasus hepatitis berat nan misterius pada anak. Salah satu di antara anak tersebut memiliki kondisi yang cukup mengkhawatirkan hingga membutuhkan transplantasi hati.

Pada Oktober 2021, Alabama Department of Public Health di AS juga melaporkan sekitar sembilan kasus serupa. Lalu pada Februari kemarin, badan kesehatan tersebut juga menyinggung adanya satu kasus baru di negara bagian lain namun tak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kasus itu.

Secara umum, hepatitis dikenal luas sebagai penyakit yang disebabkan oleh lima kelompok virus. Kelima virus tersebut adalah hepatitis A, B, C, D, dan E.

Akan tetapi, hepatitis sebenarnya merupakan istilah formal untuk beragam jenis inflamasi hati yang disebabkan oleh penyakit menular, penggunaan alkohol berat, racun, hingga beberapa jenis obat.

Gejala hepatitis bisa berupa demam, kelelahan, kulit dan mata menguning atau sakit kuning, mual, nyeri perut, dan urin gelap. Pada kasus yang berat, hepatitis bisa memicu gagal hati dan kematian.

Ada beberapa teori yang mungkin dapat menjelaskan kasus hepatitis misterius pada puluhan anak di Eropa dan AS saat ini. Menurut salah satu teori yang paling banyak diyakini, kasus hepatitis misterius pada puluhan anak tersebut disebabkan oleh infeksi adenovirus.

Beragam upaya pencegahan Covid-19 di masa pandemi telah membuat banyak penyakit menular lain menjadi kurang aktif. Akan tetapi, saat ini beragam upaya pencegahan Covid-19 telah dilonggarkan. Ada kemungkinan beragam kuman penyakit kembali menyebar lagi.

Di sisi lain, imunitas kelompok terhadap kuman-kuman penyakit tersebut mungkin sudah menurun. Dampaknya, kuman-kuman tersebut bisa memicu wabah yang lebih besar dari biasanya. Berdasarkan hal ini, merupakan hal yang mungkin bila adenovirus yang jarang memicu hepatitis pada anak bisa menyebabkan lonjakan kasus hepatitis anak untuk sementara waktu.

Para ahli juga tidak mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat menyebabkan kasus hepatitis misterius pada anak ini. Salah satu di antaranya adalah infeksi virus corona. Seperti diketahui, beberapa bukti menunjukkan bahwa virus corona penyebab Covid-19 bisa merusak hati. Hal ini semakin diperkuat dengan temuan bahwa beberapa anak yang mengidap hepatitis misterius juga positif terhadap virus corna dan adenovirus.

Kemungkinan lain yang menjadi penyebab munculnya kasus hepatitis misterius pada anak ini adalah adanya kuman baru atau mutasi dari kuman yang sudah ada sebelumnya. Sejauh ini, tak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 berkaitan dengan kasus hepatitis misterius ini.

"Hipotesis utama berkutat pada adenovirus, baik adanya varian baru yang memicu sindrom klinis berbeda atau varian lama yang dampaknya menjadi lebih berat pada anak," jelas tim peneliti, seperti dilansir Gizmodo, Senin (18/4/2022).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler