Menteri Bahlil: Volkswagen dan BASF akan Investasi di Indonesia
Volkswagen dan BASF berminat untuk ramaikan industri mobil listrik di Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, terdapat dua perusahaan besar asal Jerman yang berminat investasi ke Indonesia. Kedua perusahaan itu ingin meramaikan industri kendaraan listrik yang tengah dibangun oleh pemerintah sekarang.
“Hari ini saya akan menerima BASF dari Jerman dan Volkswagen. Mereka akan masuk (ke Indonesia),” kata Bahlil dalam Koordinasi Pembangunan Pusat 2022 secara virtual, Kamis (21/4).
Langkah tersebut merupakan tindak lanjut Bahlil setelah berkunjung ke Jerman pada Oktober 2021. Di sana ia bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) Volkswagen AG (VW) Thomas Schmall von Westerholt.
Bahlil mengatakan, saat ini BKPM terus mendorong agar Indonesia menjadi bagian penting dalam pengembangan ekosistem industri mobil listrik dunia. Sebab, cadangan bijih nikel Indonesia merupakan cadangan terbesar di dunia dengan porsi sebanyak 25 persen dari seluruh cadangan dunia.
Pada 2021, pemerintah telah melakukan kontrak kerja sama melalui MoU dengan LG Energy Solution guna mengembangkan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Total investasinya, setelah direvisi menjadi 9,8 miliar dolar AS.
“Sudah kita lakukan sebagian sudah terealisasi, kita kerja sama dengan LG, dan LG kemarin sudah selesai MoU,” katanya. Bahkan dalam waktu dekat ini, tambah dia, LG akan melakukan groundbreaking pembangunan pabrik prekusor pada Mei mendatang.
Dalam kesempatan sama, LG juga akan mengembangkan smelter di Maluku Utara. Tak hanya LG, juga ada Contemporary Amperex Technology Co Limited atau CATL, asal Cina yang telah berkomitmen dengan Pemerintah RI untuk menanamkan investasi di Indonesia dengan total investasi sebanyak 3,2 miliar dolar AS atau setara Rp 70 triliun.
“(Pabrik baterai listrik) ini akan dibangun sebagian di Maluku utara. Lalu sebagian di Batang, sebagian di Kalimantan Utara,” ujarnya.