Kasus Sakit Lever Misterius Banyak Serang Anak, Virus Ini Diduga Penyebabnya

Banyak negara melaporkan kasus penyakit lever misterius pada anak-anak.

www.freepik.com.
Banyak negara melaporkan kasus penyakit lever misterius pada anak-anak.
Rep: Santi Sopia Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengeluarkan peringatan mengenai kemungkinan hubungan antara hepatitis dengan adenovirus. Pasalnya, telah banyak negara melaporkan kasus tidak biasa terkait penyakit lever misterius pada anak. CDC menganjurkan para dokter yang menemukan kasus tersebut dapat melapor ke otoritas kesehatan masyarakat negara bagian maupun CDC.

Baca Juga


Uji amplifikasi asam nukleat (NAAT, misalnya PCR) bisa mendeteksi adenovirus dan dapat dilakukan pada spesimen pernapasan, tinja atau usapan dubur dan darah. Pada November 2021, Alabama children’s hospital melaporkan lima pasien anak yang sebelumnya sehat, kemudian menderita cedera hati yang signifikan. Itu termasuk tiga anak dengan gagal hati akut yang juga positif adenovirus, tetapi tidak ada yang memiliki Covid-19.

Adenovirus paling sering menyebabkan penyakit pernapasan. Virus juga dapat mengakibatkan berbagai penyakit lain, termasuk konjungtivitis atau dikenal sebagai mata merah gastroenteritis akut, sistitis dan penyakit neurologis yang jarang. Akan tetapi tidak ada pengobatan selain perawatan simtomatik, menurut CDC.

Virus ini menyebar melalui kontak pribadi yang dekat, tetesan pernapasan dan fomites dengan lebih dari 50 jenis berbeda yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Tetapi jenis virus yang diurutkan pada lima pasien anak, adenovirus tipe 41, umumnya menyebabkan gastroenteritis akut, yang biasanya muncul dengan gejala diare, muntah, dan demam. Namun itu juga dapat dikaitkan dengan gejala pernapasan.

“Adenovirus tipe 41 tidak diketahui sebagai penyebab hepatitis pada anak-anak yang sehat,” bunyi laporan CDC, seperti dilansir dari Fox News, Sabtu (23/4/2022).

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), Kesehatan Masyarakat Skotlandia, Kesehatan Masyarakat Wales dan Badan Kesehatan Masyarakat melaporkan total 108 kasus "hepatitis serangan mendadak" pada anak-anak di bawah usia 10 tahun yang dites negatif untuk virus umum. Virus diketahui menyebabkan hepatitis, termasuk virus hepatitis A, B, C, D, dan E antara Januari 2022 dan 12 April 2022, menurut siaran pers Badan Keamanan Kesehatan Inggris.

Diperkirakan 75 persen orang yang terinfeksi hepatitis C, salah satu bentuk penyakit hati yang paling umum, tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi. Otoritas Inggris melaporkan sekitar 77 persen dari kasus mereka telah dites positif untuk infeksi adenovirus.

"Inggris baru-baru ini mengamati peningkatan aktivitas adenovirus, yang bersirkulasi bersama dengan SARS-CoV-2, meskipun peran virus ini dalam patogenesis (mekanisme perkembangan penyakit) belum jelas," catat WHO. 

Rilis mencatat 79 dari kasus yang dikonfirmasi berada di Inggris, 14 di Skotlandia dan sisanya di Wales dan Irlandia Utara, dengan delapan anak menerima transplantasi hati. Tetapi tidak ada satu pun dari kasus yang dikonfirmasi telah divaksinasi terhadap Covid-19.

"Kami bekerja sama dengan National Health Service (NHS) Inggris dan rekan kesehatan masyarakat di Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara," kata Dr Meera Chand, direktur klinis dan infeksi baru di UKHSA.

Spanyol dan Denmark juga telah melaporkan kasus hepatitis yang tidak biasa pada anak-anak, sementara Prancis sedang menyelidiki dua kasus yang dicurigai di Lyon. Israel juga sedang memantau belasan kasus anak-anak dengan hepatitis yang tidak dapat dijelaskan selama empat bulan, dua di antanta membutuhkan transplantasi hati, menurut laporan Stat.

Hepatitis dapat disebabkan oleh virus, alkohol, racun, obat-obatan dan kondisi medis lainnya. Tetapi, di Amerika Serikat, penyebab paling umum dari virus hepatitis adalah virus hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C, menurut CDC. Tanda dan gejala hepatitis termasuk mual, muntah, sakit perut, urin menjadi kuning dan gelap, dengan pengobatan yang diarahkan pada penyebab yang mendasarinya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler