Jalan Lintas Pantai Selatan Masih Sepi Pemudik, Ini Kekurangannya

Pemudik disarankan tak melewati Jalur Pansela pada malam hari.

Antara/Hafidz Mubarak A
Foto udara jalur pantai selatan Jawa (Pansela) di Cimerak, Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (22/5).
Rep: Bayu Adji P Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Pemerintah pusat sejak awal Ramadhan telah mempromosikan Jalan Lintas Pantai Selatan (Pansela) untuk dilalui pemudik. Jalan nasional yang melintas di sepanjang Pantai Selatai Jawa itu dinilai memiliki pemandangan indah yang dapat dinikmati pemudik.

Namun hingga H-3 Lebaran, kondisi Jalur Pansela masih sepi. Tak banyak kendaraan yang melintas, seperti hari-hari biasanya.

"Saya sempat meninjau dari udara, Jalur Pantai Selatan masih sepi," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, saat meninjau Pos Terpadu Limbangan di Kabupaten Garut, Jumat (29/4/2022).

Ia meminta semua pihak ikut mengampanyekan Jalur Pansela. Sebab, jalur tersebut memiliki pemandangan yang sangat indah dan belum banyak dimanfaatkan. Apabila banyak pemudik yang melintasi jalur itu, kepadatan kendaraan di jalan lainnya bisa sedikit diurai.

Selain itu, di Jalur Pansela juga banyak warung yang tersedia. Dengan begitu, pemudik yang melintasi jalur itu tak perlu khawatir untuk makan. "Koneksi memang ada beberapa ruas yang masih sulit. Namun sulitnya tidak lama, setelah itu jalannya mulus dan tak banyak hambatan," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Dani Ramdan, menilai, Jalur Pansela merupakan salah satu jalan yang memiliki pontensi bencana yang cukup tinggi. Selain tanah longsor, bencana angin kencang juga berpotensi terjadi dan dapat menyebabkan pohon tumbang.

Baca Juga


Karena itu, ia menyarankan pemudik yang hendak melintasi Jalur Pansela untuk memantau potensi bencana dari aplikasi Inarisk. "Soalnya di sana berpotensi longsor dan cuara ekstrem. Paling rawan itu dari Sukabumi ke Pelabuhan Ratu. Sepanjang Garut sampai Pangandaran juga potensinya tinggi," kata dia.

Ia menjelaskan, kondisi fisik jalan di jalur itu sudah sangat baik. Namun, jalur itu tak seramai Jalur Pantai Utara (Pantura). Kendaraan yang melintas di Jalur Pansela masih minim. Fasilitas pendukung yang ada di Jalur Pansela juga masih terbatas.

Dani mengingatkan, apabila pemudik hendak mau melintasi Jalur Pansela, pastikan kendaraan yang akan digunakan benar-benar siap. Perbekalan makan dan minum juga harus dipastikan cukup, termasuk ketersediaan obat-obatan.

Selain itu, ia menyarankan pemudik tak melewati Jalur Pansela pada malam hari. Sebab, penerangan jalan umum (PJU) di sepanjang jalur itu umumnya baru ada di kota kecamatan. "Di luar itu masih belum ada PJU. Kalau mau jalan malam, setidaknya jangan satu kendaraan, tapi konvoi," kata Dani.

Promosi Jalur Pansela untuk pemudik dilakukan kali pertama oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono. Menurut dia, Jalur Pansela sebagai jalur alternatif para pemudik tahun ini selain Jalur Pantura dan Lintas Tengah Pulau Jawa.

"Salah satu persiapannya adalah Lintas Pansela ini bisa menjadi alternatif bagi para pemudik, sehingga beban lalu lintas terbagi dan tidak menumpuk di Lintas Pantura dan Lintas Tengah Jawa," kata dia, awal April kemarin.

Basuki menyatakan, Jalur Pansela yang dibangun sudah tembus dari Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten melalui Kebumen, Cilacap, Wonosari sampai ke Pacitan Provinsi Jawa Timur. Secara total sudah terhubung sepanjang 1.242 kilometer (km).

Ruas jalan Pansela terbentang melintasi lima provinsi di Pulau Jawa yaitu Banten dengan ruas Simpang Labuhan-Batas Provinsi Jabar sepanjang 169,5 km; lalu di Jabar dengan ruas dari Batas Provinsi Banten-Sindang Barang hingga Batas Provinsi Jawa Tengah sepanjang 417,1 km.

Kemudian Jalan Lintas Pansela di Provinsi Jawa Tengah dengan ruas mulai Batas Provinsi Jawa Barat-Congot-Duwet hingga Glonggong sepanjang 212,5 km. Selanjutnya di Provinsi DI Yogyakarta dengan ruas Karang Nongko-Legundi hingga Duwet sepanjang 120,8 km. Terakhir ruas-ruas di Provinsi Jawa Timur dengan ruas Panggul-Sendangbiru-Jarit-Puger hingga Glenmore sepanjang 627,6 km.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler