Ketua Satgas Covid: Pemudik Harus Miliki Aplikasi PeduliLindungi 

Pengecekan status vaksin akan dilihat dari aplikasi tersebut.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pemudik mengendarai sepeda motor melintas di ruas Jalan Nasional III, Cibatu, Kabupaten Garut, Jumat (29/4/2022). Pada H-3 Lebaran 2022 Jalur Selatan Jawa Barat mulai dipadati pemudik yang akan menuju ke Tasikmalaya, Ciamis hingga Jawa Tengah. Sementara itu, puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada 29 April hingga 30 April. Foto: Republika/Abdan Syakura
Rep: Dian Fath Risalah Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelonggaran pembatasan mendorong masyarakat melakukan mobilitas dengan lebih intens. Bahkan pada masa Lebaran 1443 H ini, sebanyak 85.5 juta orang melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman.

Baca Juga


Silaturahmi dan halal bi halal saat momen lebaran yang sebentar lagi tiba pun, akan sulit terhindarkan. Apalagi masyarakat telah dua tahun tak bertemu dan ingin melepas rindu bersama keluarga. Namun, masyarakat masih perlu waspada dan hati-hati, karena di sekitar kita masih ada kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi dan merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menjaga dan melindungi mereka.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Nasional Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pemudik harus memiliki aplikasi PeduliLindungi. Itu karena pengecekan status vaksin akan dilihat dari aplikasi tersebut.

"Masyarakat yang ingin mudik diharapkan mengunduh aplikasi PeduliLindungi sebagai salah satu cara untuk mengetahui apakah pemudik sudah melakukan vaksinasi booster atau belum," kata Suharyanto, Jumat (29/4/2022).

Suharyanto juga menekankan  untuk mudik kali ini pemerintah tidak melakukan penyekatan seperti sebelumnya. Apabila ditemukan adanya pemudik yang belum melengkapi dosis vaksin, dapat melakukan vaksinasi di tempat yang telah disediakan," lanjutnya. 

Sementara Ketua tim Pokja Penyakit infeksi Emerging RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, dr. Pompini Agustina S, Sp.P(K)  mengingatkan, bahwa saat ini masih dalam kondisi pandemi, dan peluang virus untuk bermutasi dan mengalami perubahan akan selalu terjadi. Jika seseorang terinfeksi, maka virus ini akan masuk ke dalam tubuh, dan menginfeksi. 

"Maka, kesempatan virus ini adalah mengalami mutasi atau perubahan, karena SARS-Cov-2 ini adalah virus RNA yang mudah sekali mengalami perubahan. Jadi protokol kesehatan dan vaksinasi merupakan tindakan preventif agar tidak ada tempat atau orang yang menjadi sumber virus untuk berkembang biak," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler