IDAI: Jaga Kebersihan Tangan untuk Cegah Hepatitis Akut Pada Anak

Hal terbaik saat ini adalah mencegah dengan taat prokes, cuci tangan, jaga kebersihan

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah pelajar mencuci tangannya sebelum memasuki ruang kelas di SDN 065 Cihampelas, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Senin (7/2/2022). Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Muzal Kadim, SpA(K) mengatakan, menjaga kebersihan seperti rajin mencuci tangan dan sanitasi makanan menjadi salah satu cara mencegah serangan hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya pada anak.
Rep: ANTARA Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Muzal Kadim, SpA(K) mengatakan, menjaga kebersihan seperti rajin mencuci tangan dan sanitasi makanan menjadi salah satu cara mencegah serangan hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya pada anak.

Dalam tanya jawab virtual dengan media yang diikuti dari Jakarta, Sabtu (7/5/2022), Muzal menjelaskan, hepatitis akut sebagian besar ditularkan lewat saluran cerna atau mulut melalui tangan yang terkontaminasi dengan virus atau melalui makanan, minuman dan alat makan. Dia menjelaskan, terdapat juga dugaan penularan yang terjadi lewat droplet atau percikan cairan liur.

"Sampai saat ini yang bisa dilakukan yang paling baik adalah pencegahan penularan lewat oral seperti cuci tangan, kebersihan dari makanan, sanitasi. Kemudian, mencegah pada kasus-kasus yang sudah ada gejala, misalnya muntah, diare, sakit perut, kita menghindari supaya tidak kontak lewat tangan dan yang masuk ke dalam mulut," kata Muzal.

Dia menganjurkan untuk melanjutkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan menjaga jarak untuk mengurangi risiko penularan selain Covid-19, tapi juga untuk mencegah potensi hepatitis akut, yang diduga dapat ditularkan lewat droplet.
Ini
Beberapa gejala penyakit yang dikenal juga dengan istilah //acute hepatitis of unknown aetiology itu sebagian besar terkait saluran cerna seperti muntah, diare, sakit perut dan demam. Gejala lanjutan adalah bagian tubuh menguning seperti di kelopak mata atau badan jika sudah masuk dalam kategori berat.

Gejala yang lebih berat, kata Muzal, bisa menyebabkan kesadaran menurun ketika banyak sel hati yang rusak. "Jadi, tergantung derajatnya, kalau kerusakannya makin berat gejalanya juga semakin berat, bahkan bisa menimbulkan kesadaran menurun sampai kejang. Kalau tidak ditangani, bisa menyebabkan kematian," kata Muzal menjelaskan.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyatakan telah meningkatkan kewaspadaan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengumumkan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di beberapa negara sebagai kejadian luar biasa (KLB) pada 15 April 2022. Di Indonesia, tiga pasien anak meninggal dunia saat dirawat di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya per 30 April 2022.

Baca Juga


 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler