Perdana Menteri Sri Lanka Dikabarkan Mengundurkan Diri
Perdana menteri telah mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada presiden.
REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa menawarkan pengunduran diri dari jabatannya pada Senin (9/5/2022). Kabar tersebut muncul saat akibat unjuk rasa pro-pemerintah yang berbuah kekerasan.
"Perdana menteri telah mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada presiden," kata pejabat yang menolak disebutkan namanya.
Presiden Gotabaya Rajapaksa adalah adik dari perdana menteri. Sebelumnya, tiga anggota keluarga Rajapaksa dari lima anggota parlemen telah mengundurkan diri dari jabatan Kabinet pada April.
Keluarga Rajapaksa selama beberapa beberapa tahun mengisi pos-pos penting dalam pemerintahan. Keberadaan mereka dinilai yang menjadi penyebab kekacauan ekonomi Sri Lanka.
Sebelum kabar pengunduran diri tersebut, pendukung perdana menteri berunjuk rasa di dalam kantor pada Senin pagi. Mereka mendesak untuk mengabaikan tuntutan para pengunjuk rasa untuk mundur dan meminta dia tetap menjabat.
Setelah unjuk rasa, mereka pergi ke depan kantor tempat para pengunjuk rasa kubu seberang yang telah berdemonstrasi selama berhari-hari. Saluran televisi lokal Sirasa menunjukkan pendukung pro-pemerintah menyerang pengunjuk rasa lain dengan tongkat, menghancurkan, dan kemudian membakar tenda.
Atas peristiwa itu, ratusan tentara bersenjata dikerahkan di Kolombo ketika para pengunjuk rasa membuat tuduhan di Sirasa TV, bahwa polisi tidak ikut campur untuk mencegah serangan. Padahal polisi beberapa hari sebelumnya bertindak keras terhadap pengunjuk rasa yang mendesak pemerintah. Saat itu pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan kerumunan.