Pakar Serukan Berhenti Minum Suplemen Kalsium, Kenapa?
Kalsium yang diberikan dalam bentuk suplemen bisa berbahaya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor di bidang epidemiologi dari King's College London, Tim Spector, mengimbau agar masyarakat berhenti mengonsumsi suplemen kalsium. Prof Spector mengungkapkan bahwa konsumsi suplemen kalsium memberikan dampak buruk bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Pernyataan ini didasarkan pada sebuah studi yang telah dipublikasikan dalam BMJ. Studi ini menunjukkan bahwa konsumsi suplemen kalsium bisa memicu timbulnya masalah kardiovaskular.
"Suplemen kalsium buruk untuk jantung dan pembuluh darah Anda," ungkap Prof Spector, seperti dilansir Express, Rabu (18/5/2022).
Temuan dalam studi terbaru ini menambah lebih banyak bukti bahwa kalsium yang diberikan dalam bentuk suplemen bisa berbahaya. Prof Spector mengatakan pemberian suplemen kalsium perlu dihentikan, meski diberikan bersamaan dengan vitamin D. Fungsi dari vitamin D adalah membantu tubuh menyerap kalsium lebih mudah.
Dalam studi ini, tim peneliti berupaya untuk mengidentifikasi hubungan antara suplemen kalsium dan vitamin D dengan perkembangan dan kematian terkait stenosis aorta. Stenosis aorta atau stenosis katup aorta terjadi ketika katup aorta jantung menyempit.
Kondisi tersebut membuat katup aorta tidak bisa terbuka sepenuhnya. Dampaknya, aliran darah dari jantung ke arteri utama tubuh yaitu aorta menjadi berkurang atau terhambat. Hal ini akan membuat aliran darah ke seluruh tubuh juga ikut bermasalah.
Partisipan dalam studi ini merupakan pasien stenosis aorta ringan hingga sedang yang sudah berusia 60 tahun ke atas. Para partisipan dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D mereka. Kelompok pertama tidak mengonsumsi suplemen, kelompok kedua mengonsumsi suplemen vitamin D, kelompok ketiga mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D.
Hasil studi menunjukkan bahwa suplementasi kalsium dan vitamin D berkaitan dengan risiko kematian akibat semua penyebab yang lebih tinggi. Suplementasi kalsium dan vitamin D juga tampak meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dan risiko penggantian katup aorta (AVR) meningkat.
"Suplemen kalsium, dengan atau tanpa vitamin D, berkaitan dengan harapan hidup yang lebih rendah dan AVR yang lebih besar pada pasien lansia dengan AS (stenosis aorta) ringan hingga sedang," jelas tim peneliti.
Baca juga : Salah Waktu Konsumsi Statin Justru Tingkatkan Kolesterol, Baiknya Malam atau Pagi?
Beberapa studi lain juga pernah menyoroti dampak penggunaan suplemen kalsium dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Sebuah analisis terbaru yang dikutip Mayo Clinic misalnya, menyebutkan bahwa suplemen kalsium dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, khususnya pada perempuan pascamenopause yang sehat.
Namun ada pula studi yang menemukan bahwa suplemen kalsium tidak meningkatkan risiko penyakit jantung. Mayo Clinic menilai perlu ada penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti bagaimana suplemen kalsium mempengaruhi risiko serangan jantung pada penggunanya.
Secara umum, kalsium merupakan salah satu mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi, asupan kalsium tak hanya bisa didapatkan dari suplemen saja.
Kalsium juga bisa didapatkan melalui berbagai jenis makanan dan minuman. Sebagian di antaranya adalah susu, keju, dan produk olahan susu lainnya.
Selain itu, sayuran berdaun hijau seperti kale dan okra juga dapat menjadi sumber kalsium yang baik. Namun, meski berdaun hijau dan kaya akan kalsium, bayam bukan sumber kalsium yang baik untuk dikonsumsi karena tubuh tidak bisa mencerna kalsium dari bayam.
Minuman berbahan kedelai yang diperkaya dengan kalsium serta roti dan makanan bertepung yang dibuat dari tepung terfortifikasi juga bisa menjadi pilihan. Opsi lainnya adalah ikan yang tulangnya bisa dimakan seperti sarden dan pilchard.