Berbeda dengan Kasus di Inggris, Gejala Dominan Hepatitis Akut di Indonesia Bukan Jaundice

Inggris mencatatkan kasus terbanyak hepatitis akut misterius.

Prayogi/Republika.
Petugas Puskesmas Kecamatan Menteng melakukan sosialisasi terkait penyakit hepatitis akut disela pelaksanaan posyandu di Kawasan Pemukiman Jalan Ayer 5, Menteng, Jakarta, Rabu (18/5/2022). Melauli kegiatan program sosialisasi tersebut diharapkan dapat mencegah dan menghambat penularan penyakit hepatitis akut di masyarakat. Gejala dominan kasus hepatitis akut di Indonesia berbeda dengan di Inggris.
Rep: Febryan A Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, terdapat perbedaan persentase gejala antara kasus hepatitis akut di Indonesia dan Inggris. Perbedaan itu terutama pada persentase gejala jaundice atau warna kekuningan pada kulit dan lapisan mukosa.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, gejala yang paling banyak muncul di Indonesia adalah demam dengan persentase 78,6 persen. Sedangkan di Inggris, gejala yang paling dominan adalah jaundice dengan persentase 70,21 persen.  Berdasarkan data Kemenkes, gejala jaundice di Indonesia menempati urutan ke lima gejala terbanyak dengan persentase 57,1 persen.

Baca Juga


"Untuk jaundice-nya di Indonesia cuma berapa persen itu. Padahal, itu adalah gejala yang paling khas dari hepatitis akut," kata Syahril saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Secara lebih rinci, lima gejala terbanyak di Indonesia adalah demam (78,6 persen), hilang nafsu makan (78,6 persen), muntah (71,4 persen), mual (64,3 persen), dan jaundice (57,1 persen). Sedangkan di Inggris, lima gejala terbanyak yang muncul adalah jaundice (72,2 persen), muntah (62,7 persen) perubahan warna feses (50 persen), kelelahan (lethargy) (50 persen), dan diare akut (44,9 persen).

Inggris merupakan negara dengan kasus dugaan hepatitis akut terbanyak di dunia, yakni 163 kasus. Sedangkan Indonesia mencatatkan 14 kasus diduga hepatitis akut.

Meski baru 14 kasus dugaan, tapi enam kasus di antaranya berujung dengan kematian pasien. Syahril mengatakan, nyawa enam anak itu tak tertolong karena pihak keluarga terlambat mengantarkan mereka ke rumah sakit.

Hepatitis akut misterius mengusik anak-anak. - (Republika)


Karena itu, Syahril meminta para orang tua yang memiliki anak usia di bawah 16 tahun untuk betul-betul waspada. Jika anak mulai menunjukkan gejala hepatitis akut, segera bawa ke rumah sakit. Gejala awal penyakit ini berupa keluhan di bagian perut, mual, muntah, dan diare.

Meski telah menelan korban jiwa, tapi penyebab hepatitis akut ini masih belum diketahui. Penyakit ini disebut misterius karena tidak disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, maupun E."Hingga saat ini belum ditemukan patogen yang spesifik sebagai penyebabnya. Di luar negeri pun belum ada yang menyebutkan patogen apa yang menjadi penyebab," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler