Van Bronckhorst Sayangkan Kegagalan Penalti Gelandang Rangers Aaron Ramsey
Van Bronckhorst menyebut Ramsey bukanlah eksekutor utama penalti timnya.
REPUBLIKA.CO.ID, SEVILLA -- Pelatih Glasgow Rangers Giovanni Van Bronckhorst tak bisa menutup rasa kecewa usai timnya kalah 4-5 dari Eintracht Frankfurt melalui adu penalti di partai final Liga Europa 2021/2022. Ia juga menyayangkan kegagalan Aaron Ramsey sebagai algojo.
Drama terjadi ketika dua tim bertarung di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, Kamis (19/5/2022) dini hari WIB. Partai yang berakhir sama kuat 1-1 berlanjut hingga babak adu penalti yang akhirnya dimenangkan oleh Die Adler, Frankfurt.
"Para pemain memberikan segalanya, tetapi pada akhirnya itu adalah pertandingan yang sangat ketat. Ini adalah kekecewaan besar, kami sangat dekat untuk memenangkan trofi," ujar Van Bronckhorst dikutip laman resmi UEFA.
Pada babak penalti, tiga penendang Rangers sukses menuntaskan tugasnya dengan baik. Tetapi, Ramsey, yang dipercaya sebagai penendaang keempat, gagal mengonversinya menjadi gol usai tembakannya mampu dibaca oleh kiper Frankfurt, Kevin Trapp.
Sejatinya Van Bronckhorst menyebut, pemain pinjaman dari Juventus itu bukanlah eksekutor utama yang direncanakan olehnya. Lantaran tak ada pemain yang siap melakukannya menggantikan Borna Barisic yang ditarik keluar, hanya Ramsey yang dianggap siap.
"Barisic merupakan eksekutor penalti utama, tapi ia keluar. Beberapa pemain tidak dalam cara yang baik dalam mengeksekusi penalti, tapi Ramsey tersedia," sambung Van Bronckhorst.
Lebih lanjut, juru taktik asal Belanda itu menjelaskan Ramsey sangat terpukul setelah gagal menuntaskan ambisi Rangers menjuarai gelar Eropa. Apalagi, ia menjadi sosok yang patut memikul tanggung jawab tersebut. "Dia benar-benar hancur, semuanya tergeletak. Mereka sangat kecewa, dia mengambil tanggung jawab tetapi sayangnya bagi kami ia tak mencetak gol," lanjutnya.
Meski demikian, Bronckhorst menyebut para penggemar tetap memberikan dukungan terhadap para pemain yang telah berjuang selama perjalanan di kompetisi Eropa. Pelatih 47 tahun itu menilai, timnya kurang beruntung saat berduel di adu penalti. "Kami mencoba segalanya untuk menang. Tapi, pada akhirnya penalti adalah lotre."