Perubahan Iklim Buat Risiko Kematian Pohon di Hutan Hujan Naik 2 Kali Lipat
Karbon yang tersimpan di pohon kembali dua kali lebih cepat ke atmosfer.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan telah mendokumentasikan tren yang mengkhawatirkan di hutan hujan Australia. Umur pohon telah berkurang setengahnya dalam 35 tahun terakhir. Hal ini tampaknya disebabkan oleh efek perubahan iklim ekosistem.
Hutan-hutan bertindak sebagai penyerap karbon yang signifikan. Konsekuensi jika umur pohon berkurang bisa sangat menghancurkan Bumi.
Tanda-tanda peningkatan angka kematian kembali ke tahun 1980-an yang menunjukkan bahwa sistem alami bumi telah merespon perubahan suhu dan atmosfer lebih lama dari yang mungkin kita sadari.
“Sungguh mengejutkan mendeteksi peningkatan yang nyata dalam kematian pohon, apalagi tren yang konsisten di seluruh keanekaragaman spesies dan lokasi yang kami pelajari,” kata ahli ekologi dan penulis utama David Bauman dari Universitas Oxford di Inggris, dilansir dari Sciencealert, Ahad (22/5/2022).
“Risiko kematian dua kali lipat yang berkelanjutan akan menyiratkan karbon yang tersimpan di pohon kembali dua kali lebih cepat ke atmosfer.”
Para peneliti mengumpulkan lebih dari 70 ribu titik data dari catatan yang ada untuk menyusun penelitian, dengan 24 plot hutan yang berbeda. Informasi paling awal kembali ke tahun 1971, memungkinkan tim untuk melacak kematian pohon selama periode yang diperpanjang.
Ilmuwan berpikir tekanan air di atmosfer yang didorong oleh pemanasan global menjadi penyebab utama peningkatan kematian pohon tropis. Udara yang lebih hangat mengeringkan pohon lebih cepat.
Penulis penelitian membandingkan tekanan yang dialami hutan hujan dengan apa yang terjadi di Great Barrier Reef. Great Barrier Reef merupakan ekosistem lain yang sangat seimbang yang juga berjuang dengan suhu yang lebih tinggi.
“Faktor pendorong yang mungkin kami identifikasi, peningkatan daya pengeringan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan global, menunjukkan peningkatan serupa dalam tingkat kematian pohon mungkin terjadi di seluruh hutan tropis dunia,” kata ahli ekologi Yadvinder Malhi dari Universitas Oxford.
Penelitian lain menunjukkan bahwa peningkatan tingkat kematian pohon serupa terjadi di hutan hujan Amazon. Kekhawatirannya adalah bahwa hutan-hutan ini akan mulai menyumbangkan karbon ke atmosfer daripada meredamnya.
“Dataset jangka panjang seperti ini sangat langka dan sangat penting untuk mempelajari perubahan hutan sebagai respons terhadap perubahan iklim,” kata ahli ekologi Susan Laurance dari James Cook University di Australia.
“Ini karena pohon hutan hujan bisa berumur panjang dan juga kematian pohon tidak selalu langsung.”