Acara GPDRR 2022, dari Bali untuk Mitigasi Bencana Dunia
Acara GPDRR 2022 membahas tentang mitigasi bencana dunia akibat pandemi Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Upacara pengibaran bendera Merah Putih dan bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Bali pada Ahad (22/5), menjadi penanda perhelatan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7.
Prosesi itu dihadiri Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana sekaligus Ketua UNDRR Mami Mizutori dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suhariyanto sekaligus Wakil Ketua I Panitia Nasional GPDRR di Nusa Dua, Provinsi Bali.
“Platform Global ini menjadi kesempatan bagi komunitas global untuk bersama-sama belajar dari tragedi Covid-19. Acara ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi keberhasilan dan tantangan dalam pengurangan risiko bencana dan untuk mempercepat kemajuan menuju ketahanan bencana dan pembangunan berkelanjutan,” kata Mami dalam sambutan di halaman Gedung Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), dalam rilisnya, Ahad.
Sebagai tuan rumah, Pemerintah Indonesia mengusung tema Dari Risiko ke Resiliensi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua di Dunia yang Berubah oleh Covid-19. Tema ini secara sederhana juga dapat dipahami sebagai “Gotong Royong untuk Tangguh Bencana”.
Letjen TNI Suharyanto mengatakan, tujuan diselenggarakannya GPDRR ini sebagai upaya untuk membahas upaya pengurangan risiko bencana sebagai upaya resiliensi berkelanjutan. Di samping itu, beliau juga berharap kegiatan ini dapat untuk saling berbagi informasi terkait mitigasi dan langkah-langkah pengurangan risiko bencana di masa depan.
“Pertemuan di tingkat regional dan global seperti ini sangat penting untuk dilaksanakan sebagai ajang berbagi informasi dan pengalaman dari tingkat lokal dan nasional, untuk diangkat menjadi kesepakatan dan referensi di tingkat global,” kata Suhariyanto.
Selanjutnya, Suhariyanto menekankan, Indonesia telah membuktikan bagaimana pandemi Covid-19 yang merupakan salah satu contoh dari ancaman yang menimbulkan risiko sistemik (systemic risks) ini, bisa menjadi pintu pembelajaran dan kesempatan untuk melakukan reformasi menyeluruh terhadap ketahanan bangsa di bidang kesehatan, fiskal dan moneter, serta penanggulangan bencana, baik itu fenomena alam, maupun non-alam.
GPDRR 2022 menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia pada tahun ini termasuk Presidensi G-20. Dihadiri 193 delegasi, penyelenggaraan GPDRR 2022 juga diharapkan memberikan kesempatan bagi pelaku usaha untuk melakukan pemulihan sosial-ekonomi.