Saham Jatuh Karena Laba Mengecewakan
Kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global mengganggu pergerakan saham.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Saham-saham di seluruh dunia jatuh pada perdagangan Selasa (24/5/2022), karena laba perusahaan yang mengecewakan. Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global mengganggu reli kecil dalam beberapa hari terakhir.
Nasdaq berjangka kehilangan 2,0 persen, dengan para pedagang menyalahkan peringatan laba dari Snap yang melihat saham pemiliknya Snapchat jatuh 28 persen. Sementara S&P 500 berjangka tergelincir 1,25 persen.
Kemerosotan tersebut mengikuti penurunan 1,2 persen dalam indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang, sementara indeks acuan STOXX saham Eropa melemah 0,92 persen. Semua sektor utama melemah, dengan saham utilitas dan terkait komoditas memimpin penurunan, karena investor menunggu data Indeks Manajer Pembelian (PMI) Mei yang akan dirilis pada sesi pagi untuk petunjuk tentang perlambatan ekonomi.
Analis Citi mengatakan analisis mereka menunjukkan posisi bearish pada ekuitas berjangka AS mulai stabil, dan mereka yang memegang posisi shortmenutup taruhan tersebut setelah menghasilkan keuntungan besar.Posisi pasar saham Eropa tetap dilanda jual tetapi di sini juga momentum bearish melambat, tambah mereka.
Indeks dolar, yang melacak kinerjanya terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 0,3 persen menjadi 101,81, level terendah satu bulan. Euro bertahan di dekat tertinggi satu bulan karena peluang menyempit tentang kenaikan suku bunga Juli dari ECB.
Itu membuat euro di 1,0727 dolar, setelah melambung 1,2 persen semalam di sesi terbaiknya sejak awal Maret. Sekarang menghadapi resisten yang kaku di sekitar 1,0756 dolar.
Pasar telah mengambil beberapa kenyamanan dari komentar Presiden AS Joe Biden pada Senin (23/5/2022) bahwa ia sedang mempertimbangkan pelonggaran tarif di China, dan dari janji-janji stimulus Beijing yang sedang berlangsung. Sayangnya, kebijakan nol-COVID China dan pengunciannya telah menyebabkan kerusakan ekonomi yang cukup besar.
"Menyusul data aktivitas April yang mengecewakan, kami telah menurunkan perkiraan PDB (produk domestik bruto) China kami lagi dan sekarang memperkirakan PDB kuartal kedua berkontraksi 5,4 persen secara tahunan, sebelumnya 1,5 persen," analis di JP Morgan memperingatkan.
"Perkiraan pertumbuhan global kuartal kedua kami berdiri pada tingkat tahunan hanya 0,6 persen, kuartal terlemah sejak krisis keuangan global di luar tahun 2020."
Survei awal manajer pembelian manufaktur Eropa dan AS untuk Mei dapat menunjukkan beberapa perlambatan di sektor ekonomi global yang tangguh. Aktivitas manufaktur Jepang tumbuh pada laju paling lambat dalam tiga bulan pada Mei di tengah kemacetan pasokan, sementara Toyota mengumumkan pengurangan rencana produksinya.
Analis juga telah memangkas perkiraan pertumbuhan untuk Amerika Serikat mengingat Federal Reserve tampaknya pasti akan menaikkan suku bunga dengan persentase poin penuh selama dua bulan ke depan. Pesan hawkish kemungkinan akan disampaikan minggu ini oleh sejumlah pembicara Fed dan risalah pertemuan kebijakan terakhir yang dijadwalkan pada Rabu (25/5/2022).
Bank Sentral Eropa juga berubah lebih hawkish, dengan Presiden ECB Christine Lagarde mengejutkan banyak orang dengan membuka pintu untuk kenaikan suku bunga pada awal Juli. Mundurnya dolar membantu emas mendapatkan kembali beberapa kekuatan menjadi diperdagangkan di 1.856 dolar AS per ounce.
Harga minyak terjebak di antara kekhawatiran atas kemungkinan penurunan global dan prospek permintaan bahan bakar yang lebih tinggi dari musim mengemudi musim panas AS serta rencana Shanghai dibuka kembali setelah penguncian virus corona selama dua bulan. Minyak mentah AS turun 66 sen menjadi diperdagangkan di 109,08 dolar AS per barel, sementara Brent turun 1,14 persen menjadi diperdagangkan di 112,14 dolar AS per barel.