Menelusuri Jejak Penembakan Shireen Abu Akleh

Kepastian mengenai pelaku penembakan Abu Akleh masih belum menemui titik terang.

AP/Adel Hana
Sebuah mural terbunuhnya jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh menghiasi dinding, di Kota Gaza, Minggu, 15 Mei 2022. Abu Akleh ditembak dan dibunuh saat meliput serangan Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 11 Mei 2022 .
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JENIN -- Hampir dua minggu setelah kematian reporter veteran Aljazirah, Shireen Abu Akleh, kepastian mengenai pelaku penembakan masih belum menemui titik terang. Setiap jawaban konklusif cenderung terbukti sulit dipahami karena ketidakpercayaan di antara Palestina dan Israel. 

Baca Juga


Beberapa video dan foto yang diambil pada tanggal 11 Mei menunjukkan kendaraan konvoi Israel diparkir di jalan sempit dan memiliki garis pandang yang jelas ke arah Abu Akleh. Rekaman video menunjukkan para reporter dan beberapa orang lainnya secara real time berlindung dari peluru yang ditembakkan dari arah konvoi Israel.

Satu-satunya kehadiran militan Palestina yang dikonfirmasi adalah di sisi lain konvoi Israel, atau sekitar 300 meter dan tidak memiliki garis pandang yang jelas ke arah Abu Akleh karena terhalang tembok. Israel mengatakan setidaknya satu gerilyawan berada di antara konvoi dan wartawan. Tetapi Israel tidak memberikan bukti atau menunjukkan lokasi penembak. 

Sementara saksi mata Palestina mengatakan, tidak ada gerilyawan di daerah itu dan tidak ada tembakan sampai serangan yang menghantam Abu Akleh dan melukai wartawan lain. Saksi-saksi itu yakin bahwa tentara Israel yang membunuh Abu Akleh. 

Di sisi lain, militer Israel mengatakan, Abu Akleh tewas dalam baku tembak yang kompleks antara tentara dan militan Pakistan. Sejauh ini, hanya penyelidikan penuh, termasuk analisis forensik peluru, yang bisa membuktikan pelaku penembakan tersebut.

Palestina telah menolak untuk menyerahkan peluru atau bekerja sama dengan Israel dalam penyelidikan. Palestina mengatakan, mereka akan berbagi hasil penyelidikan mereka sendiri dengan pihak lain.

Wartawan The Associated Press mengunjungi lokasi tertembaknya Abu Akleh terbunuh di tepi kamp pengungsi di Kota Jenin, di Tepi Barat utara, serta lokasi pertempuran di dekatnya dengan pasukan Israel yang terekam dalam video yang dibagikan oleh Israel. Wawancara dengan lima saksi mata Palestina menguatkan analisis oleh kelompok peneliti Bellingcat, yang berbasis di Belanda, yang menunjukkan pasukan Israel lebih dekat ke Abu Akleh dan memiliki garis pandang yang lebih jelas.  

Wartawan lain yang bersama Abu Akleh mengatakan, ketika mereka tiba di tempat kejadian situasi tenang, tanpa bentrokan atau militan di daerah terdekat.  Produser Aljazirah, Ali Samoudi, mengatakan  dia menelepon orang-orang di dalam kamp untuk mengetahui apa yang terjadi. Kemudian mereka melanjutkan bergerak ke jalan panjang dan sempit yang menanjak dari area terbuka ke sekelompok bangunan beton. Konvoi tentara Israel terletak sekitar 200 meter dari lokasi tersebut. Setiap reporter mengenakan helm dan rompi biru berlabel “PRESS” dengan huruf besar.

“Kami melangkah ke tempat terbuka sehingga mereka bisa melihat kami,” kata Samoudi kepada AP.  

“Mereka tidak menunjukkan bahwa kami harus pergi, jadi kami berjalan perlahan, berjalan maju sekitar 20 meter," ujarnya.

 

Seorang fotografer lokal, Shatha Hanaysheh, mengatakan mereka berada di lokasi kejadian selama 5 sampai 10 menit. Mereka berbicara dan bahkan tertawa di depan para tentara. Samoudi mengatakan, tentara kemudian melepaskan tembakan peringatan, sehingga menyebabkan dia menunduk dan berlari mundur. Kemudian tembakan kedua mengenai punggungnya, dan Abu Akleh tertembak di kepala dan tewas seketika.

Hanaysheh berlindung di sisi lain pohon di samping tembok. Kulit pohon di sisi yang menghadap tentara tampaknya telah terkelupas oleh tembakan atau pecahan peluru.

“Kami melihat bahwa tembakan berasal dari tentara (Israel),” kata Hanaysheh.  

“Ketika Ali, Shireen dan saya lari mencari perlindungan, kami lari dari mereka," ujarnya.

Sharif Azer, seorang penduduk setempat yang sedang dalam perjalanan ke tempat kerja, mendengar suara tembakan. Dia berlari untuk membantu. Berdasarkan video yang dibagikan secara luas, Azer memanjat dinding dan membantu Hanaysheh melarikan diri.

Beberapa tembakan terdengar setelah Abu Akleh terbunuh, saat orang-orang berlindung di kedua sisi jalan. Ketika Azer menjauh dari pohon, tembakan terdengar dan dia mundur. Azer mengatakan, dia bisa melihat tentara mengarahkan senjata ke arah mereka.

“Mereka menembaki kami lebih dari sekali. Setiap kali seseorang mendekat, mereka menembaki mereka," kata Azer.

Rekan-rekan dan teman-teman bereaksi ketika tubuh wartawan veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbungkus bendera Palestina dibawa ke kantor saluran berita di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022. - (AP/Abbas Momani/POOL AFP)

Bersasarkan penyelidikan awal, militer Israel mengatakan ada dua kemungkinan. Pertama, gerilyawan Palestina di sisi lain konvoi, di selatan, secara sembrono menembakkan ratusan peluru, salah satunya bisa mengenai Abu Akleh, yang berjarak sekitar 300 meter. Peluru yang ditembakkan dari senjata M16 dapat menempuh jarak lebih dari 1.000 meter. Namun militer belum memberikan bukti visual, selain dari rekaman militan Palestina yang menembak dari lokasi lain yang tidak memiliki garis pandang jelas ke arah Abu Akleh.

Kemudian skenario kedua, juru bicara militer Israel, Amnon Shefler, mengatakan, setidaknya ada satu pria bersenjata Palestina di jalan antara pasukan dan wartawan. Pria bersenjata Palestiba itu berada “di sekitar” Abu Akleh. Militan Palestina itu diduga menembak beberapa kali ke salah satu kendaraan tentara Israel. Kemudian seorang tentara Israel di dalam kendaraan tersebut membalas tembakan dengan senapan yang dilengkapi dengan teleskop. Penyelidikan militer mengarah ke senapan yang digunakan tentara Israel. Namun Shefler masih yakin peluru Palestina yang nyasar bisa membunuh Abu Akleh.

Tentara mengatakan tidak dapat memberikan jawaban tanpa membandingkan peluru dengan senjata.  “Tanpa kemungkinan untuk memeriksa peluru, keraguan tetap ada,” ujar kepala jaksa penuntut militer, Yifat Tomer-Yerushalmi.

Tomer-Yerushalmi mengatakan, karena pembunuhan terjadi di zona pertempuran aktif, tidak akan ada keputusan apakah akan membuka penyelidikan kriminal sampai penyelidikan awal selesai. Semua saksi yang berbicara kepada AP bersikeras tidak ada militan di daerah antara wartawan dan tentara.  Daerah itu sebagian besar terbuka, tetapi seorang pria bersenjata berpotensi berlindung tanpa terlihat di kuburan yang dipenuhi semak belukar di sisi timur jalan, atau pabrik batu bata terbuka di sebelah tempat para jurnalis berada.

 

Tidak ada militan yang terlihat di salah satu video yang menunjukkan lokasi wartawan.  Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan tidak ada warga Palestina lainnya yang tewas atau terluka hari itu di Jenin.  Media lokal juga tidak memiliki catatan mengenai korban Palestina lainnya.

Walid Omary, yang mengawasi liputan Aljazirah di wilayah Palestina, mengatakan, dia tidak melihat bukti adanya militan antara wartawan dan tentara. “Jika ada seorang militan Palestina di sana, mengapa tidak menembak militan tersebut? Mereka memiliki penembak jitu. Sudah jelas bagi kami sekarang bahwa mereka menargetkan Shireen," ujarnya. 

Penyelidik Palestina memiliki peluru yang membunuh Abu Akleh, yang ditemukan dari kepalanya. Sementara Samoudi mengatakan peluru yang mengenainya telah hancur, meninggalkan beberapa pecahan di punggungnya.  

Seorang juru bicara Presiden Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rdeneh, mengatakan, Palestina sedang melakukan "penyelidikan yang murni dan profesional" dan akan membagikan hasil penyelidikan dengan badan-badan internasional.  Dia menolak memberikan rincian penyelidikan atau menjawab pertanyaan tentang upaya mencocokkan peluru dengan senjata.

"Kami yakin bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan itu, dan kami memiliki bukti dan saksi yang mengonfirmasi hal itu. Kami tidak percaya pada penyelidikan Israel karena tujuan mereka adalah untuk memalsukan fakta," ujar Rdeneh kepada AP

Polisi Israel menyerang pelayat saat mereka membawa peti jenazah jurnalis veteran Aljazirah yang terbunuh Shireen Abu Akleh selama pemakamannya di Yerusalem timur, Jumat, 13 Mei 2022. - (AP Photo/Maya Levin)

Lior Nadivi, mantan penyelidik TKP dan pemeriksa senjata api untuk polisi Israel, mengatakan, peluru yang menewaskan Abu Akleh berpotensi mengandung banyak bukti. Sebuah deformasi mungkin menunjukkan peluru itu memantul. Peluru itu akan menunjukkan jenis senjata, dan tanda mikroskopis yang berpotensi digunakan untuk mencocokkan peluru dengan senjata api tertentu. Dia mengatakan "tidak ada cara" untuk mengutak-atik peluru tanpa meninggalkan bekas yang jelas di atasnya. Namun Nadivi mengatakan, penting juga untuk memiliki gambaran lengkap tentang kejadian di lapangan.

"Anda perlu memposisikan semua orang yang menembak ke arah jurnalis ini dan kemudian mencoba menganalisis apa yang terjadi pada setiap peluru. Ada banyak informasi yang Anda butuhkan, dan saat ini kami tidak punya apa-apa," kata Nadivi.

 

Pekan lalu, 57 anggota House of Representative dari Partai Demokrat menyerukan penyelidikan FBI atas kematian Abu Akleh. Secara teori, masing-masing pihak dapat menyerahkan bukti kepada pihak ketiga untuk dianalisis. Tetapi tidak ada pihak yang menyatakan minat dalam penyelidikan semacam itu, dan masing-masing pihak dapat saling tuduh merusak bukti jika mereka tidak puas terhadap hasil penyelidikan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler