Argentina Superior, Bekuk Italia dalam Laga Finalissima
Lionel Messi mengemas dua assist untuk Argentina saat menaklukkan Italia 3-0.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Italia dibuat tak berdaya oleh Argentina pada laga Finalissima di Stadion Wembley, London, Inggris. Italia takluk 0-3 oleh Tim Tango pada laga yang mempertemukan juara Piala Eropa dan Copa America edisi terkini, Kamis (2/6/2022) dini hari WIB.
Gol pada babak pertama oleh Lautaro Martinez dan Angel di Maria membuat juara Amerika Selatan itu memegang kendali penuh melawan tim Italia, yang kembali ke Wembley 11 bulan setelah mengalahkan Inggris pada final Euro 2020.
Dengan ribuan pendukung mereka di antara 87 ribu penonton, Tim Tango bertekad mengubah Wembley menjadi kandang mereka malam itu. Dukungan ini tak sia-sia karena kapten mereka Lionel Messi membuat penampilan prima dengan dua assist yang menginspirasi kemenangan Argentina.
Martinez mencetak gol dari jarak dekat pada menit ke-28 dari umpan silang mendatar Messi untuk membuka keunggulan Argentina. Pemain Inter Milan Martinez kemudian memberikan umpan Angel Di Maria melewati Giorgio Chiellini dan menggandakan keunggulan Tim Tango menjelang turun minum untuk membuat para penggemar tim Amerika Selatan di belakang gawang menjadi heboh.
Italia memiliki momen-momen mereka sebelum turun minum, tetapi Argentina bisa saja mencetak lebih banyak gol setelah itu dengan Messi berkai-kali menjadi inspirator Argentina. Beruntung Azzurri tak kebobolan karena aksi cemerlang kiper Gianluigi Donnarumma. Hingga akhirnya pemain pengganti Paulo Dybala menegaskan superioritas Argentina dengan penyelesaian rendah pada waktu tambahan setelah umpan memukau lainnya dari Messi.
"Itu final yang indah, penuh dengan orang-orang Argentina. Apa yang kami alami di sini sangat indah," kata Messi dikutip Reuters. "Hari ini adalah ujian yang bagus karena Italia adalah tim yang hebat. Kami tahu itu akan menjadi pertandingan yang bagus dan settingan yang baik untuk menjadi juara."
Laga Finalissima ini menjadi akhir mengecewakan bagi karier internasional bek Italia Giorgio Chiellini. Pemain berusia 37 tahun itu diganti pada babak pertama dalam penampilan ke-117 dan terakhirnya untuk Azzurri.
Finalissima adalah versi terbaru juara CONMEBOL-UEFA, yang hanya dimainkan dua kali sebelumnya pada 1985 dan 1993. Meski dipandang sebagai sesuatu yang baru dan bukan trofi mayor, Argentina merayakannya seolah-olah itu final Piala Dunia.
Messi, yang memeriahkan malam itu dengan serangkaian dribel khas, diangkat ke udara oleh rekan satu timnya yang menari gembira di lapangan Wembley.
Argentina, yang mengakhiri penantian 28 tahun untuk trofi dengan mengalahkan Brasil untuk memenangkan Copa America 2021, menunjukkan penampilan yang bagus jelang Piala Dunia Qatar tahun ini. Tim Tango memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka menjadi 32 pertandingan.
Tapi bagi Italia itu adalah pengingat serius betapa cepat nasib bisa berubah. Juli lalu tim Roberto Mancini bergembira setelah menang adu penalti atas Inggris. Namun sejak itu mereka gagal lolos ke Piala Dunia untuk kali kedua berturut-turut setelah kalah dalam playoff dari Makedonia Utara.
Pelatih Roberto Mancini menggambarkan permainan timnya sebagai "akhir dari sebuah siklus" dan kekalahan membuatnya tidak diragukan lagi tentang berapa banyak pekerjaan yang diperlukan untuk menghidupkan kembali keberuntungan Italia.
"Mereka lebih baik dari kami. Kami berada dalam permainan di babak pertama tetapi tidak melakukan cukup untuk membalikkan keadaan setelah istirahat," katanya.