Kekalahan Prabowo di Jakarta pada 2019 Jadi Alasan Pemecatan M Taufik

Sempat menyatakan loyal, Taufik justru kerap melakukan kebohongan dan manuvernya.

Antara/ Yudhi Mahatma
DPP Gerindra resmi memecat Mohamad Taufik dari keanggotaan partai.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Gerindra resmi memecat Mohamad Taufik dari keanggotaan partai. Salah satunya adalah dia gagal menghadirkan kemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno di DKI Jakarta pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 saat menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra wilayah tersebut.


"Salah satunya saat Pilpres 2019 itu DKI kalah, dia sebagai ketua DPD, dan pada saat itu menjabat sebagai ketua DPD tidak mempunyai kantor DPD, jadi kantornya pindah-pindah," ujar Wakil Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra, Wihadi Wiyanto di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Selasa (7/6).

Selain itu, Majelis Kehormatan Partai Gerindra juga menilai adanya ketidakloyalan dari Taufik selama menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Namun, dia tak mengungkapkan, apakah ketidakloyalannya berkaitan dengan dukungannya terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Saat mau kita ganti sebagai wakil ketua DPRD, itu pun sudah menunjukkan ketidakloyalan, dan manuver juga, dan ini berlarut-larut," ujar Wihadi.

Dia juga menjelaskan, Taufik sempat dipanggil dan menjalani sidang di Majelis Kehormatan Partai Gerindra pada 21 Februari lalu. Sempat menyatakan loyal, Taufik justru kerap melakukan kebohongan dan manuvernya.

"Melihat ketidakloyalan daripada Saudara Taufik dan juga menyalahi apa yang sudah disampaikan pada 21 Februari dia mengatakan akan tetap dengan Gerindra, tapi pada kenyataannya dengan manuver dia mengatakan akan mundur," ujar Wihadi.

Sebelumnya, mantan wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menyatakan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum mengetahui kalau dirinya akan mengundurkan diri. 

Taufik juga membenarkan bahwa banyak pihak yang mencegah dirinya untuk keluar dari Partai Gerindra menyusul indikasi dirinya akan segera berpindah partai. Menurutnya, pencegahan dirinya untuk keluar dari Partai Gerindra adalah hal yang wajar. 

Bahkan, termasuk dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang merupakan Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta. "Ya begini, saya kira wajar aja kalau demikian. Saya kan bagian dari pendiri Gerindra juga. Wajar aja banyak yang menahan saya, salah satunya beliau (Wagub DKI)," ucapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler