Inggris Pecat Imam karena Unggahan Soal Film Putri Nabi SAW

Pemerintah Inggris mengatakan kampanye menentang film memicu kebencian agama.

Wiltshire.com
Masjid di Wiltshire, Inggris. Ilustrasi. Inggris Pecat Imam karena Unggahan Soal Film Putri Nabi SAW
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris memberhentikan seorang ulama Muslim dari perannya sebagai penasihat resmi, Sabtu (12/6/2022). Inggris menuding ulama tersebut telah mengobarkan protes terhadap film baru tentang putri Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga


Judul film yang dimaksud itu ialah The Lady of Heaven, yang membuat kelompok Muslim melakukan aksi protes pekan ini. Protes tersebut memaksa rantai bioskop terbesar kedua di dunia, Cineworld, untuk membatalkan semua pemutaran film.

Dilansir The New Arab, Ahad (12/6/2022), ulama itu bernama Qari Asim yang merupakan seorang imam dan pengacara di kota Leeds, Inggris utara. Dia mengunggah komentar di Facebook bahwa film tersebut telah menyebabkan banyak rasa sakit dan luka bagi umat Islam.

Asim menekankan kelompoknya sendiri tidak ambil bagian dalam aksi protes, dan menyatakan dukungan untuk kebebasan berbicara. Meski begitu, dia mempublikasikan rincian satu protes di Leeds yang akan datang pada malam itu.

Dalam sepucuk surat kepada Asim, pemerintah mengatakan unggahan Facebook itu tidak sesuai dengan statusnya sebagai wakil ketua kelompok kerja resmi tentang kebencian anti-Muslim. Pemerintah Inggris mengatakan kampanye menentang film ini telah menyebabkan protes jalanan yang telah memicu kebencian agama.

"Keterlibatan yang jelas dalam kampanye untuk membatasi kebebasan berekspresi ini tidak sesuai dengan peran penasihat pemerintah," demikian pernyataan pemerintah Inggris, yang menuduh kampanye tersebut telah menghasut kebencian anti-Syiah oleh Sunni.

Tidak ada komentar langsung dari Asim, yang juga menjabat sebagai penasihat independen pemerintah tentang Islamofobia yang berujung pada pemecatannya. Film The Lady of Heaven disebut-sebut sebagai film pertama tentang kehidupan putri Nabi Muhammad, Fatimah.

Film tersebut menarik hubungan antara kelompok Negara Islam di abad ke-21 dan tokoh-tokoh sejarah dalam Islam Sunni. Di sisi lain, Malik Shlibak, produser eksekutif film tersebut, mengeluh kepada surat kabar The Guardian bahwa jaringan bioskop hancur karena tekanan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler