Masih Bayi Sudah Disunat, Ini Manfaatnya

Faktor budaya biasanya memengaruhi usia anak untuk disunat.

Republika/Santi Sopia
Tindakan sunat menggunakan teknologi dr M Optical Maser di Klinik dr Mahdian Jakarta. Menurut dr Mahdian, saat bayi adalah waktu terbaik anak untuk disunat.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di Indonesia, anak-anak biasanya menjalani sunat saat anak mulai menginjak usia sekolah dasar. Namun rupanya, dari segi medis, sunat sejak bayi punya potensi lebih bermanfaat untuk meminimalisasi risiko kesehatan maupun trauma psikologi.

Dr Mahdian Nur Nasution SpBS selaku founder Rumah Sunat dr Mahdian mengatakan, faktor budaya memang memengaruhi usia anak untuk disunat. Namun, dari sisi medis, anak dapat disunat sejak usia bayi. Apa sisi positif sunat saat anak masih bayi?

"Kalau masih bayi, lukanya paling cepat sembuh," kata dr Mahdian di Jakarta.

Baca Juga


Berat badan bayi umumnya akan bertambah beberapa kali lipat dalam enam bulan awal kehidupannya. Artinya, jika ada luka di sel kulit, maka akan cepat menyusul dan normal kembali. Kedua, alasannya karena 40 persen bayi, kulupnya umumnya sudah tertutup.

Jadi, ada risiko tinggi infeksi jika kotoran dari kulup yang tertutup itu tidak dibersihkan. Andaikan bayi sudah disunat, risiko tersebut bisa dicegah.

Dr Mahdian menjelaskan, manfaat lain dari sunat sejak bayi adalah minim trauma. Trauma berat juga bisa berdampak pada kehidupan anak suatu hari.

"Kenapa ada fobia ketinggian? Begitu naik, lemas dengkulnya, mungkin dari kecil pernah jatuh. Kalau anak sudah SD, mengalami bengkak, berdarah, jadi trauma. Kalau mau dioperasi, takutnya setengah mati," kata dr Mahdian.

Sementara jika disunat sejak bayi, tentu belum sadar jadi bebas, aman dari trauma psikis. Dia mencontohkan sunat di Amerika dan Australia yang biasa dilakukan saat bayi atau sudah dewasa ketika bisa tanda tangan sendiri. Jadi, bukan pada usia anak-anak.

Adapun manfaat sunat secara umum juga sudah terdapat dalam banyak sekali riset. Misalnya yang mengaitkan sunat dengan kanker.

Kemudian manfaat pada kualitas seksual secara subjektif. Ternyata, ada juga studi yang menunjukan bahwa kanker serviks pada perempuan kebanyakan tertular dari pria yang tidak disunat.

“Dampak lain soal risiko infeksi menular, saat berhubungan seksual, risiko kuman, virus HIV menular lebih mudah apalagi kalau ada luka,” tambah dia.

Banyak masyarakat yang belum tahu tentang hal ini. Jika tidak disunat, ada banyak bakteri yang menempel di lipatan kulit yang sulit dibersihkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler