Akibat Tidur Cuma 3-5 Jam Sehari, J.Lo Pernah Merasa Lumpuh Saat Kena Serangan Panik
J.Lo mengalami serangan panik saat berusia akhir 20-an.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Jennifer Lopez alias J.Lo mengaku pernah mengalami lumpuh secara fisik dan tidak dapat melihat dengan benar karena serangan panik. Penyanyi dan aktris berusia 52 tahun itu mengatakan dirinya harus bekerja keras untuk mencapai posisinya sekarang.
Kadang-kadang, J.Lo memaksakan dirinya ke titik kelelahan. Itulah yang membuatnya mengalami serangan panik di usia akhir 20-an.
J.Lo menjelaskan dirinya berada di lokasi syuting sepanjang hari dan di studio sepanjang malam. Dia bahkan melakukan junket dan syuting video di akhir pekan.
Serangan panik adalah ketika rasa takut yang intens menciptakan reaksi fisik, meskipun tidak ada penyebab yang jelas. Gejala sering kali bisa sangat menakutkan, termasuk perasaan akan kiamat serta gejala yang mirip dengan serangan jantung, seperti nyeri dada.
Bagi J.Lo, mengalami serangan panik berarti kehilangan kendali atas tubuhnya dan gejala fisik lainnya. Pengalaman itu mendorongnya untuk mencari bantuan medis.
"Saya mendapati diri saya merasa lumpuh secara fisik, saya tidak bisa melihat dengan jelas, dan kemudian gejala fisik yang saya alami mulai membuat saya takut, dan rasa takut itu bertambah," ujar J.Lo.
Dokternya mengonfirmasi serangan panik itu terkait dengan tidur. Dalam studi penelitian, tidur telah ditemukan sebagai pereda kecemasan alami.
"Sebagian besar serangan panik berlangsung antara lima dan 20 menit. Beberapa telah dilaporkan bertahan hingga satu jam," kata NHS.
Gejala selain merasa tidak bergerak antara lain pusing, sensasi tersedak, muka memerah, mual, berkeringat, menggigil, dan mati rasa. Perawatan untuk serangan panik sering kali melibatkan terapi bicara, seperti terapi perilaku kognitif. Terapi perilaku kognitif (CBT) bekerja untuk memahami keyakinan, ide, dan perilaku yang memicu serangan panik dan mengubahnya.