Pesan Rasulullah untuk Umatnya agar Menjaga Dua Hal ini

Dua hal ini penting untuk dijaga oleh seorang Muslim, sebagaimana sabda Rasulullah.

wikipedia
Rasulullah
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Mantan Mufti Mesir, Syekh Ali Jum'ah mengingatkan kepada setiap Muslim untuk menjaga dua hal, yaitu lisan dan kemaluan. Dua hal ini penting untuk dijaga oleh seorang Muslim, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

Beliau SAW bersabda, "Siapa yang bisa menjamin untukku sesuatu yang berada di antara jambangnya (lisan) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan memberi jaminan surga untuknya." (HR Bukhari)

"Jadi dalam menjaga kesucian, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menjaga lisan dan kemaluan. Kesucian adalah jalan keselamatan," tutur dia seperti dilansir Elbalad, Kamis (16/6/2022).

Syekh Jum'ah menyampaikan, kehidupan sekarang ini mulai banyak orang yang mengabaikan kesucian tersebut. Sehingga tak sedikit pula yang terkikis keimanan di dalam hatinya.

Untuk menjaga kemaluan, maka seorang Muslim harus menundukkan pandangannya dari aurat lawan jenisnya. Sedangkan untuk menjaga lisan, seorang Muslim harus menjauhi sifat dusta atau suka berbohong. Masalahnya, saat ini banyak orang yang memiliki pembenaran atas kebohongannya.

Ada yang berdusta karena takut, berdusta demi meraih kepentingannya, dan ada juga yang berdusta karena malu. Bahkan ada yang berdusta untuk 'menjilat' atau 'cari muka', dan ada yang berdusta karena telah terbiasa melakukannya.

Imam Malik dalam kitabnya, Al-Muwatta, meriwayatkan hadits bahwa suatu ketika para sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW mengenai apakah orang yang beriman bisa terjerumus ke dalam perbuatan zina dan mencuri. Lalu dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW atas dua hal tersebut menjawab, "Iya".

Kemudian sahabat bertanya lagi soal apakah seorang mukmin bisa terjerumus ke dalam perbuatan dusta. Lantas Rasulullah SAW menjawab, "Tidak".

Dijelaskan lebih lanjut, bahwa seorang Muslim memiliki kemampuan untuk menahan syahwatnya, atau untuk menolak sesuatu yang dapat membuatnya terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Begitu pun dengan perbuatan mencuri, yang dapat dicegah oleh setiap Muslim. Tidak ada pembenaran atau alasan untuk melakukan dua perbuatan itu. Namun, kedua perbuatan tersebut nyatanya memang terjadi.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang pezina saat berzina disebut mukmin. Tidaklah seorang pencuri saat mencuri disebut mukmin. Tidaklah orang yang minum khamr saat meminumnya disebut mukmin. Pintu tobat selalu terbuka." (HR Muslim)

Adapun berdusta, tidak ada alasan apapun untuk melakukannya. Ghibah atau bergosip adalah di antara jenis dusta, yakni menggunjing saudara sesama Muslim, meskipun apa yang digunjing itu ada pada orang yang digunjingkan. Berdusta adalah haram dan termasuk salah satu dosa besar.

Bahkan Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka sama ia bersiap mengambil posisi di neraka." (HR Bukhari dan Muslim)

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler