Komisi Eropa Rekomendasikan Ukraina dan Moldova Sebagai Kandidat Anggota

Ukraina mendaftar jadi anggota Uni Eropa empat hari setelah Rusia menginvasi.

AP/Natacha Pisarenko
Seorang wanita mengibarkan bendera Ukraina di atas tank Rusia yang hancur di Kyiv, Ukraina, Jumat, 10 Juni 2022. Badan eksekutif Uni Eropa pada Jumat (17/6/2022) merekomendasikan agar Ukraina dan Moldova diberikan status kandidat untuk bergabung dengan blok 27 negara tersebut.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Badan eksekutif Uni Eropa pada Jumat (17/6/2022) merekomendasikan agar Ukraina dan Moldova diberikan status kandidat untuk bergabung dengan blok 27 negara tersebut. Ini menjadi  perubahan geopolitik paling dramatis akibat invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari.

Baca Juga


Ukraina mendaftar untuk bergabung menjadi anggota Uni Eropa empat hari setelah pasukan Rusia melancarkan serangan. Langkah Ukraina ini diikuti oleh Moldova dan Georgia, yang merupakan negara bekas Soviet.

"Ukraina telah menunjukkan aspirasi negara dan tekad negara untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai dan standar Eropa," kata Kepala Komisi Eksekutif Uni Eropa, Ursula von der Leyen di Brussel.  

Von der Leyen memakai blazer warna kuning dengan kemeja biru, yang mencirikan warna bendera Ukraina ketika memberikan pengumuman tersebut. Presiden Ukraina Voloymyr Zelenskiy berterima kasih kepada von der Leyen dan negara-negara anggota Uni Eropa di atas keputusan ini. 

"Ini adalah langkah pertama di jalur keanggotaan Uni Eropa yang pasti akan membawa kemenangan kita lebih dekat," ujar Zelenskyy.

Komisi Eropa merekomendasikan status kandidat untuk Ukraina dan Moldova. Namun mereka menunda pemberian status serupa untuk Georgia, karena negara tersebut harus melengkapi dokumen persyaratan terlebih dahulu.

Von der Leyen mengatakan, Georgia memiliki aplikasi yang kuat tetapi harus bersatu secara politik.  

Para pemimpin negara-negara Uni Eropa akan membahas rekomendasi tersebut dalam pertemuan puncak pekan depan. Mereka diperkirakan akan mendukung rekomendasi itu.  Para pemimpin Jerman, Prancis dan Italia  telah mengisyaratkan solidaritas mereka pada Kamis (16/6/2022) dengan mengunjungi Kyiv, bersama dengan presiden Rumania.

"Ukraina milik keluarga Eropa," kata Kanselir Jerman, Olaf Scholz.

Ukraina dan Moldova masih akan menghadapi proses panjang untuk mencapai standar yang diperlukan sebagai negara anggota Uni Eropa. Sementara masih ada kandidat lain yang mengantri.  

Pada 1990-an terjadi pergeseran penerimaan sebuah negara menjadi bagian dari Uni Eropa. Terutama untuk  menyambut negara-negara bekas komunis di Eropa Timur.

"Justru karena keberanian Ukraina, Eropa dapat menciptakan sejarah baru kebebasan, dan akhirnya menghapus zona abu-abu di Eropa Timur antara UE dan Rusia," kata Zelenskyy.

Jika diterima menjadi bagian dari Eropa, Ukraina akan menjadi negara terbesar Uni Eropa berdasarkan wilayah. Ukraina juga akan menempat negara kelima dengan jumlah penduduk terpadat. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler