Pertamina NRE-Perhutani Sinergi Pengembangan Proyek NBS
Pertamina NRE mendapat amanah untuk mengawal transisi energi Pertamina
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina Power Indonesia sebagai Subholding Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Perum Perhutani bersinergi mendorong percepatan pencapaian Nationally Determined Contribution Indonesia pada 2030 serta visi Net Zero Emission di lingkup Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Keduanya sepakat mengembangkan proyek Nature Based Solution (NBS), salah satunya melalui skema reduced emission from deforestation and forest degradation (REDD).
"Proyek ini bertujuan mengintensifkan kegiatan pelestarian hutan guna mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan serta memberikan dampak positif bagi penyerapan emisi karbon dan keanekaragaman lingkungan," ujar Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury saat menyaksikan penandatanganan Head of Agreement (HoA) kerja sama pengembangan proyek nature based solutions (NBS) antara Pertamina NRE dengan Perhutani di Sentul Eco Edu Tourism Forest, Bogor, Jawa Barat, Senin (20/6).
Pahala menyebut, kerja sama ini diawali penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada Desember 2021, kemudian ditindaklanjuti serangkaian pengerjaan Pra-Feasibilty Study (FS) pada bulan Februari-Mei 2022, dan dilanjutkan audiensi dengan KLHK pada 7 Juni 2022 serta konsultasi regulasi melalui Focus Group Discussion dengan KLHK pada 15 Juni 2022 lalu.
Pahala menyampaikan pembentukan perusahaan NBS dan kerja sama Perhutani dan Pertamina NRE ini merupakan satu dari inisiatif strategis Kementerian BUMN untuk mendukung dekarbonisasi. Pahala berharap sinergitas ini bisa menjaga lingkungan dan mendorong adanya energi baru terbarukan, yang berkaitan dengan sektror energi mengingat sebagai salah satu penghasil emisi terbesar.
Lebih lanjut Pahala juga menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia, dengan luasan hutan serta kekayaan dan keanekaragaman hayati yang dimiliki. Indonesia didorong untuk menurunkan emisi, dengan target sampai dengan 29 persen dalam waktu sepuluh tahun pada 2030.
"Tentunya kita berharap proyek NBS untuk dapat memanfaatkan, mengelola, serta melestarikan wilayah hutan dengan potensi pengembangannya yang dalam hal ini Perhutani beserta anak perusahaannya berperan sebagai penyedia lahan (land co) sementara Pertamina NRE sebagai pengelola bisnis NBS melalui NBS co," ucap Pahala.
Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan Pertamina NRE mendapat amanah untuk mengawal transisi energi Pertamina. Salah satu fokus bisnis Pertamina NRE adalah low carbon solutions yang mana nature based solutions menjadi salah satu proyek utamanya.
"Proyek ini sangat berpotensi untuk mendukung target net zero emission. Untuk itu kami sangat antusias dengan kolaborasi dengan Perhutani yang memegang konsesi kehutanan negara," ujar Dannif.
Dannif menyampaikan bahwa Pertamina NRE juga terus berupaya untuk meningkatkan utilisasi EBT di internal Pertamina serta mengembangkan solusi dekarbonisasi seperti EV ecosystem, Green Hydrogen, dan energy efficiency sebagai upaya untuk dapat mencapai target penurunan emisi Pertamina Group. Dannif berharap kolaborasi dengan Perhutani Group dapat mendukung aspirasi Net Zero Emission Pertamina pada 2060.
"Pertamina juga berperan aktif dalam menyukseskan Presidensi G20 khususnya dalam isu transisi energi berkelanjutan," kata Dannif.
Direktur Operasi Natalas Perum Perhutani Anis Harjanto mengatakan, selain menekan laju deforestasi, tujuan atas kerja sama tersebut adalah memperluas tutupan lahan yang akan meningkatkan kemampuan kawasan hutan untuk menyerap emisi gas rumah kaca. Anis menyebut sudah teridentifikasi sembilan calon lokasi di wilayah kawasan hutan milik Perhutani Group yang akan menjadi objek dan lokasi dari project tersebut.
"Kesembilan calon lokasi ini lebih lanjut akan dilakukan FS utk mengetahui kelayakan project dari khususnya terkait dampak terhadap lingkungan serta sisi finansial maupun operasional," ujar Anis.
Anis menambahkan, berdasarkan hasil Pre FS, NBS Project pada sembilan lokasi ini akan mampu menghasilkan karbon kredit lebih dari 11,6 juta ton CO2 per tahun. Menurut Anis, dengan skema bisnis yang tepat, maka project ini akan mampu menjadi bisnis baru yang memberikan nilai tambah pada kedua belah pihak.
Adapun upaya dekarbonisasi yang akan dilaksanakan oleh Perum Perhutani, lanjut Anis, di antaranya menekan atau mengurangi kerusakan hutan dan meningkatkan rehabilitasi lahan, menekan kebakaran hutan, mengganti penggunaan Marine Fuel Oil (MFO) menjadi Compressed Nature Gas (CNG) pada industri hasil hutan. Perhutani, sambung Anis, juga mengurangi penggunaan pupuk anorganik di bidang tanaman.
"Untuk Nature Based Solutions (NBS) merupakan salah satu solusi yang mengacu pada pengelolaan dan optimasi sumberdaya alam yang berkelanjutan melalui rekonfigurasi pengelolaan," kata Anis.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penanaman bersama bibit pohon damar di wilayah Sentul Eco Edu Tourism Forest sebagai simbolis dimulainya kerjasama antara Pertamina NRE dan Perhutani.