Jenis Sayuran Ini Berhubungan Signifikan dengan Kanker Perut

Angka kanker perut tetap tinggi pada populasi Jepang dan Korea yang gemar sayur.

EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN
Penjual acar sayur. Konsumsi acar sayuran dalam jumlah tinggi dapat tingkatkan risiko kanker lambung.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker bisa mengintai siapa saja. Kabar baiknya, ada kemungkinan untuk mengubah risiko mengidap kanker dengan mengurangi konsumsi makanan tertentu. Sebuah studi menemukan hubungan signifikan antara satu jenis sayuran dan kanker perut.

Sayuran yang sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan itu adalah yang dibuat menjadi acar. Pasalnya, acar melalui proses pengawetan dalam larutan asam (biasanya cuka) atau dengan larutan air garam.

Para peneliti memulai hipotesis dari informasi umum bahwa konsumsi sayuran berkontribusi mengurangi risiko kanker perut atau kanker lambung. Mereka lantas mencari tahu apakah kebalikannya juga demikian.

Tim menyoroti fakta bahwa tingkat kejadian kanker perut tetap tinggi pada populasi Jepang dan Korea, meskipun mereka dikenal suka mengonsumsi sayuran. Prediksi peneliti yakni orang Jepang dan Korea lebih banyak mengonsumsi sayuran olahan, seperti sayuran yang dimasak, diasinkan, atau diasamkan.

Studi digagas untuk menentukan apakah asupan sayuran segar dan acar memiliki efek yang berbeda pada risiko kanker perut pada populasi Jepang dan Korea. Tim melakukan metaanalisis dari sejumlah laporan epidemiologi.

Baca Juga


Tinjauan mencakup delapan studi tentang konsumsi sayuran segar dan 14 studi tentang konsumsi acar sayuran yang berhubungan dengan risiko kanker perut. Empat studi yang mengeksplorasi perbedaan risiko kanker perut pada lelaki dan perempuan dipertimbangkan secara terpisah.

"Kami mengamati bahwa asupan tinggi sayuran segar secara signifikan terkait dengan penurunan risiko kanker lambung, tetapi asupan tinggi sayuran acar secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko," ujar peneliti dalam studinya, dikutip dari laman Express, Kamis (23/6/20222).

Hasil studi telah diterbitkan dalam jurnal Cancer Science. Para peneliti menyarankan sayuran acar tidak dikonsumsi dalam jumlah banyak dan terus-menerus untuk mengurangi risiko kanker perut atau kanker lambung.

Para ilmuwan meyakini bahwa peningkatan risiko kanker perut dari makanan tersebut karena proses pengawetan dengan garam. Selama proses pengawetan, garam meresap ke dalam makanan dan menetap.

Sebuah penelitian eksperimental terpisah telah menunjukkan bahwa garam merusak lapisan perut dan menyebabkan lesi, yang jika dibiarkan berkembang, dapat menjadi kanker perut. Namun, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memeriksa dampak makanan tinggi garam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler