Polisi Periksa 6 Saksi Terkait Kasus Jebolnya Tandon Air Proyek LRT

Polisi memeriksa saksi dari orang yang terlibat proyek dan korban jebolnya tandon LRT

ANTARA/Fakhri Hermansyah
Sejumlah kendaraan melintas di samping proyek pembangunan Stasiun LRT (Light Rail Transit), ilustrasi. Polsek Metro Setiabudi masih menyelidiki kasus jebolnya tandon air proyek Light Rail Transportation (LRT) di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Rep: Ali Mansur Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Polsek Metro Setiabudi masih menyelidiki kasus jebolnya tandon air proyek Light Rail Transportation (LRT) di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. Kepolisian telah memeriksa enam orang saksi atas peristiwa jebolnya tandon air yang menyebabkan korban luka. 

Baca Juga


Kanit Reskrim Polsek Metro Setiabudi, Kompol Suparmin menyebut, mereka yang dimintai keterangan sebagai saksi adalah dari pihak proyek tersebut. Korban juga dimintai keterangan sebagai saksi. 

“Dari pelaksana proyeknya kami minta keterangan juga. Korban yang sembuh juga baru dimintai keterangan," ujar Suparmin saat dikonfirmasi awak media, Senin (4/7/2022).

Menurut Suparmin, sebanyak dua orang yang menjadi korban luka masih dilakukan perawatan di rumah sakit akibat patah tulang. Dalam peristiwa itu, sebanyak lima orang menjadi korban luka. Rinciannya, dua orang merupakan pekerja proyek dan tiga orang lainnya adalah pemotor yang tengah melintas. Pada saat itu, para korban dievakuasi dan dibawa ke RS MMC, Jakarta Selatan.

"Korban sendiri kan yang tiga ringan, yang dua patah-patah. Masih di rumah sakit yang dua itu. Kaki kayaknya, yang satu tangan," ungkap Suparmin.

Sebelumnya, sebuah tandon air proyek Light Rail Transportation (LRT) di Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, jebol dan memakan korban. Bahkan insiden itu membuat seorang ibu mengalami patah tulang di bagian kaki dan terluka di bagian kening.

Menurut Suparmin menyebut peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.25 WIB, pada Selasa (28/6/2022). Secara tiba-tiba tandon air proyek LRT itu jebol dan menghempaskan pengendara yang melintas. Pada saat itu, kata Suparmin, tengah ramai pengendara yang melintas.

"Jadi tandon itu jebol, pecah, tandon pecah pas begitu orang melintas kan kaget, air ditumpahi kan dari tandon segede gitu kan orang juga mental," kata Suparmin. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler