Studi Global Ungkap Screen Time Meningkat Selama Pandemi, Ini Bahayanya

Peningkatan screen time paling signifikan terjadi pada kelompok anak sekolah dasar.

EPA-EFE/Rafal Guz
Anak-anak sekolah dasar belajar online dari rumah di Warsawa, Polandia, 9 November 2020, di tengah pandemi Covid-19. Bukan cuma anak sekolah dasar, semua kelompok umur meningkatkan waktu layar totalnya selama pandemi.
Rep: Mabruroh Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Sebuah studi global mengungkap  bahwa anak-anak sekolah dasar mengalami peningkatan waktu layar (screen time) paling signifikan di antara kelompok usia lainnya selama pandemi Covid-19. Mereka rata-rata menghabiskan ekstra satu jam lebih 20 menit lebih lama di depan layar setiap hari.

Peningkatan waktu layar (screen time) harian memang ditemukan paling banyak pada anak berusia antara enam dan 10 tahun. Meski begitu, menurut Anglia Ruskin University yang memimpin analisis studi global, peningkatan signifikan justru terlihat di antara semua kelompok umur termasuk orang dewasa.

"Ulasan ini menemukan bahwa semua kelompok umur meningkatkan waktu layar total mereka," tulis para peneliti di eClinicalMedicine yang merupakan bagian dari jurnal Lancet Discovery Science.

Baca Juga



"Anak-anak usia sekolah dasar melaporkan peningkatan terbesar, diikuti oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak yang lebih muda," kata peneliti.

Peningkatan screen time untuk kesenangan juga meningkat di semua kelompok umur. Anak-anak usia sekolah dasar melaporkan peningkatan terbesar diikuti oleh orang dewasa, anak kecil dan remaja.

Anak sekolah dasar mencatat peningkatan terbesar, yaitu 83 menit sehari. Berikutnya adalah orang dewasa, dengan 58 menit, dan remaja (usia 11 tahun hingga 17 tahun), dengan 55 menit. Anak -anak balita memiliki peningkatan waktu layar terendah, naik 35 menit, meskipun peningkatan ini tidak signifikan.

"Studi ini adalah yang pertama dari jenisnya yang melihat secara sistematis makalah penelitian peer-review tentang peningkatan waktu layar selama pandemi dan dampaknya," kata penulis senior dan direktur Vision and Eye Research Institute di Anglia, Universitas Ruskin, Prof Shahina Pardhan.

Para peneliti juga menemukan bahwa secara keseluruhan lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk melihat layar seperti televisi atau komputer berdampak negatif pada diet, pola tidur, dan kesehatan mata. Di samping itu, tingginya waktu layar juga terkait dengan memburuknya kesehatan mental, termasuk kecemasan, dan masalah perilaku seperti agresi, lekas marah, dan peningkatan frekuensi amarah.

Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi waktu layar yang berlebih dan dampaknya terhadap kesehatan, memberikan bukti yang jelas bahwa waktu layar harus dikurangi secepat mungkin. Apalagi, ini sangat berdampak pada waktu tidur, kesehatan mental, dan efek kesehatan mata.

"Penting juga untuk mempromosikan aktivitas non-sedenter untuk mengurangi risiko peningkatan waktu layar," kata Pardhan.

Para peneliti menganalisis 89 studi dari negara-negara, antara lain Inggris, AS, Australia, Prancis, Chile, dan Israel. Analisis berfokus pada peningkatan waktu layar sebelum dan selama pandemi, secara rinci, mencakup ukuran sampel total lebih dari 200 ribu orang.

Studi ini juga melihat jenis waktu layar dan menemukan bahwa waktu luang atau waktu layar yang tidak terkait dengan pekerjaan atau belajar juga meningkat di semua kelompok umur. Anak-anak antara usia enam dan 10 tahun sekali lagi menunjukkan peningkatan terbesar.

Selain efek berbahaya pada anak-anak, penelitian lebih lanjut mengidentifikasi hubungan antara lebih banyak waktu layar dan hasil negatif untuk orang dewasa. Ini termasuk efek buruk pada diet, kesehatan mata dan kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi dan kesepian, dan pada kesehatan umum, termasuk kelelahan, penurunan aktivitas fisik, dan penambahan berat badan.

Temuan tersebut telah mendorong seruan untuk tindakan untuk mengekang dampak berbahaya screen time pada kesehatan jutaan anak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler