Boyolali Terapkan Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen pada Tahun Ajaran Baru
Disdikbud Boyolali menyatakan, tahun ajaran baru akan dimulai pada Senin (11/7/2022).
REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen pada tahun ajaran 2022/2023 mulai Senin (11/7/2022) pekan depan. Hal tersebut berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Nomor 408 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
Sebanyak 98 SMP, 581 SD, 550 PAUD dan 150 kelompok bermain sudah dapat melakukan PTM 100 persen di Boyolali. "Kami sudah memenuhi syarat menyelenggarakan pembelajaran tatap muka 100 persen. Perintah Bupati Boyolali tindak lanjuti. Artinya, Bupati sudah setuju menyelenggarakan PTM 100 persen tahun ajaran 2022/2023," kata Kepala Disdikbud Kabupaten Boyolali, Darmanto di Boyolali, Selasa (5/7/2022).
Selain itu, keputusan tersebut juga merupakan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali terkait dengan capaian vaksinasi Covid-19 bagi siswa dan tenaga kependidikan yang juga telah memenuhi syarat PTM 100 persen. Dia menjelaskan, tahun pelajaran yang akan dimulai pada Senin (11/7/2022) itu, seluruh sekolah di Kabupaten Boyolali memulai pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka atau Merdeka Belajar.
Kurikulum tersebut akan diterapkan ke siswa kelas I dan IV SD, serta kelas VII SMP. Nantinya, indikator dari Kurikulum Merdeka yakni kompetensi literasi dan numerasi atau siswa dapat membaca, menulis dan berhitung.
Materi yang diberikan ke siswa merupakan esensial yang memang betul-betul harus diberikan kepada siswa. "Kata kuncinya bahwa mereka berbudi pekerti luhur bagaimana profil pelajar Pancasila kemudian juga kompetensi dasar, mengelola pendidikan dasar kompetensi literasi dan kompetensi numerasi," katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boyolali Masruri mengatakan, meski PTM sudah dapat dilakukan secara 100 persen, pihaknya tetap mengimbau kepada siswa dan tenaga pendidik untuk tetap menerapkan protokol Kesehatan saat proses belajar mengajar. "Kami imbau semua sekolah di dalam kelas tetap terapkan protokol kesehatan pakai masker. Kepala sekolah semuanya dan guru-guru, memberikan contoh kepada murid semuanya harus prokes," katanya.