Garis-Garis Gelap Muncul di Kuku? Kolesterol Tinggi Bisa Jadi Penyebabnya
Kenali gejala kolesterol tinggi, salah satunya ada di kuku.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tampilan kuku ternyata bisa memberikan petunjuk mengenai kondisi kesehatan tubuh. Salah satu tampilan pada kuku yang patut diwaspadai adalah kemunculan garis-garis berwarna gelap.
Munculnya garis-garis gelap pada kuku bisa menjadi pertanda adanya masalah kolesterol tinggi yang terjadi. Kolesterol tinggi sebenarnya kerap tak memunculkan gejala yang spesifik.
"Meski kondisi ini jarang memunculkan gejala spesifik, kuku Anda bisa memberikan petunjuk," kata ahli fisiologi kesehatan dari Olio Lusso, Ieva Kubiliute, seperti dilansir Express, Ahad (17/7/2022).
Menurut Kubiliute, kadar kolesterol yang tinggi bisa menyebabkan terjadinya pembentukan plak di pembuluh darah. Keberadaan plak ini dapat mengganggu sirkulasi darah di berbagai area tubuh, termasuk tangan.
"Hasilnya? Garis-garis gelap bisa terbentuk di bawah kuku Anda," jelas Kubiliute.
Selain pada kuku, beberapa area tubuh lain juga bisa memunculkan tanda peringatan terkait kolesterol tinggi. Pada kaki atau lengan misalnya, kolesterol tinggi bisa memunculkan gejala kebas atau kesemutan.
"Buruknya aliran darah akibat plak di pembuluh darah juga bisa memunculkan kebas, strok, dan tekanan darah tinggi," ujar Kubiliute.
Namun, perlu disadari pula bahwa tanda berupa kemunculan garis hitam di kuku atau gejala kolesterol tinggi lainnya tak selalu akan muncul. Tak jarang, kolesterol tinggi bisa memicu penumpukan plak di pembuluh darah secara diam-diam.
Oleh karena itu, para ahli menganjurkan masyarakat untuk memeriksa kadar kolesterol secara berkala. Pemeriksaan ini bisa dilakukan melalui tes darah yang diambil dari lengan atau ujung jari.
Bila pasien terkonfirmasi memiliki kolesterol tinggi, ada beberapa opsi terapi pengobatan yang mungkin diberikan dokter. Beberapa di antaranya adalah perbaikan pola makan dan penggunaan obat-obatan penurun kadar kolesterol bila dirasa perlu oleh dokter.
Salah satu contoh perbaikan pola makan yang dianjurkan adalah memangkas asupan makanan yang tinggi lemak jenuh. Beberapa contoh makanan yang tinggi lemak jenuh adalah keju, mentega, sosis, daging yang diawetkan, dan biskuit.
Sebagai gantinya, konsumsi makanan yang kaya lemak tak jenuh bisa ditingkatkan. Asupan lemak tak jenuh bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL atau kolesterol "jahat". Makanan yang kaya akan lemak tak jenuh di antaranya adalah ikan berminyak seperti salmon dan makarel, nasi merah, roti dan pasta gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, buah, dan sayur.
Hal lain yang juga dianjurkan untuk menurunkan kadar kolesterol adalah perbaikan pola hidup. Sebagian di antaranya adalah berhenti merokok dan rutin melakukan olahraga.