Bahlil Sebut Banyak Investor IKN dari UEA Hingga China

Bahlil tegaskan tidak ada kata mundur untuk pembangunan IKN.

ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menegaskan, sudah banyak imvestor yang tertarik berinvestasi di megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Beberapa investor tersebut dari beberapa negara.

"Kami tidak mungkin ngomong setiap hari, negara-negara ini, kita lama sudah kayak hari-hari omong kosong. Investasi di IKN sudah ada. Dari negara mana? Contoh UEA, contoh Korea Selatan, contoh Taiwan, contoh China. Banyak," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (20/7).

Ia melanjutkan, pemerintah sudah memiliki rencana kerja yang jelas terkait IKN. Bahkan Presiden Joko Widodo pun sudah mengajak para pemimpin redaksi media massa melihat dari dekat perihal eksekusi dari rencana kerja tersebut.

"Pada 2023 apa yang selesai, 2024 setelah kita pindah apa yang sudah pindah apa yang selesai," tuturnya.

Baca Juga


Maka menurut Bahlil, tidak ada kata mundur. Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasikan data realisasi investasi sepanjang periode April sampai Juni kuartal II 2022 yang mencapai Rp 302,2 triliun. Angka itu meningkat sebesar 7 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Secara kumulatif, data realisasi investasi sepanjang periode Januari sampai Juni Tahun 2022 atau semester pertama tahun ini mencapai Rp 584,6 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 32 persen dibanding periode sama pada 2021.

Bahlil Lahadalia menyampaikan, capaian itu menandakan pulihnya investasi sejak pandemi Covid-19 melanda dua tahun lalu. Sejak pandemi, para pelaku usaha melakukan penyesuaian, baik berupa penundaan maupun penghentian produksi sementara waktu.

Pada saat bersamaan pemerintah melakukan berbagai upaya guna membantu para pelaku usaha agar tetap bertahan. Ia menambahkan, hasilnya dirasakan saat ini.







BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler