Jupiter Memiliki Cincin, tapi tak Seperti Saturnus, Ini Alasannya
CIncin Jupiter sangat tipis, baru terlihat oleh wahana Voyager pada 1979.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jupiter adalah planet terbesar di tata Surya. Planet ini terdiri dari gas, dan berukuran dua kali lebih besar dari semua planet lain jika digabungkan di tata surya kita.
Mungkin tak banyak yang tahu bahwa Jupiter memiliki cincin tipis yang menyerupai sumpit. Cincin Jupiter ini berbeda dengan cincin Planet Saturnus yang megah. Cincin Jupiter terdiri dari partikel debu mikroskopis. Sementara cincin Saturnus, yang terdiri dari bongkahan es dan batu yang substansial.
Cakram Jupiter sangat rapuh sehingga para ilmuwan bahkan tidak menyadarinya sampai tahun 1979, ketika wahana Voyager 1 dan beberapa sinar matahari yang diposisikan secara strategis akhirnya membuatnya terlihat.
Kini, ilmuwan mungkin telah menemukan jawaban mengapa Jupiter memiliki cakram yang seperti itu. Temuan mereka dapat diperoleh di arXiv dan akan segera diterbitkan di Planetary Science Journal.
Jupiter memiliki 79 bulan yang berbeda. Salah satu bulan di Jupiter merupakan target utama pencarian kehidupan di luar Bumi. Bulan yang mengorbit Jupiter ini mungkin menjadi alasan mengapa Jupiter tak memiliki cincin yang megah seperti Saturnus.
"Kami menemukan bahwa bulan Galilea Jupiter, salah satunya adalah bulan terbesar di tata surya kita, akan sangat cepat menghancurkan cincin besar yang mungkin terbentuk," kata Stephen Kane, astrofisikawan dari University of California, Riverside, yang memimpin penelitian tersebut, dilansir dari Live Science, Sabtu (23/7/2022).
Akibatnya, kata dia, Jupiter tidak mungkin memiliki cincin besar. Kane dan rekan-rekannya berpikir bahwa materi apa pun yang mencoba membentuk cincin seperti Saturnus di sekitar raksasa gas itu akan dihancurkan oleh tarikan gravitasi dari bulan-bulan yang mengorbit Jupiter, terutama empat bulan Galilea terbesar.
"Planet-planet besar membentuk bulan-bulan besar, yang mencegah mereka memiliki cincin yang substansial," kata Kane.
Penjelasan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa cincin Neptunus relatif tipis. Para peneliti melakukan simulasi komputer dinamis dari bulan-bulan Galilea Jupiter di orbit dan Jupiter sendiri yang mengorbit matahari untuk sampai pada kesimpulan mereka.
Para ilmuwan menunggu dan mengamati untuk melihat apakah ada cincin seperti Saturnus yang benar-benar akan terbentuk, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk itu, dan apa yang akan terjadi ketika mereka mulai terbentuk.
Pada kenyataannya, Kane berharap sebelum memulai simulasi bahwa Jupiter sebelumnya memiliki cincin yang lebih kuat tetapi telah hilang seiring waktu. Peneliti beralasan bahwa mungkin saja cincin seperti itu bersifat sementara.
"Sudah lama mengganggu saya mengapa Jupiter tidak memiliki cincin yang lebih menakjubkan yang akan membuat Saturnus malu," kata Kane.