Upaya Peningkatan Kinerja PLN, Erick Thohir Angkat Dewan Komisaris Baru
RUPS PLN berhentikan Heru Winarko dan angkat Charles Sitorus sebagai komisaris baru
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengangkat Charles Sitorus sebagai Dewan Komisaris PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN (Persero).
Pergantian Dewan Komisaris tentu menjadi bagian dari upaya peningkatan kinerja perusahaan. PLN terus berkomitmen untuk melakukan transformasi guna memberikan pelayanan yang terbaik dan prima bagi seluruh pelanggan di Tanah Air.
Sebagai dasar hukum, keputusan tersebut tertuang dalam Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor SK-154 MBU 07 2022 pada 22 Juli 2022.
Charles Sitorus sebelumnya menjabat sebagai Direktur Bisnis Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia, serta pernah berkarier di sejumlah perusahaan seperti PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PD Pembangunan Sarana Jaya, dan berbagai perusahaan telekomunikasi.
RUPS PLN tersebut juga memberhentikan dengan hormat Heru Winarko sebagai Komisaris PLN.
"Keluarga Besar PLN mengucapkan selamat bertugas dan akan mendukung penuh Charles Sitorus sebagai Komisaris Independen PLN serta menyampaikan terima kasih atas dedikasi yang telah diberikan oleh Heru Winarko," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (10/5), Erick Thohir mengungkapkan rencana pembentukan holding dan subholding PLN sebagai bagian dari transformasi dan optimalisasi PLN ke depan. Erick mengaku telah memetakan sejumlah subholding PLN seperti salah satunya adalah subholding beyond kwh yang artinya PLN memiliki potensi dari sekadar menjual listrik.
Pembentukan holding dan subholding PLN ini juga untuk mewujudkan target ekspor energi listrik hingga 300 megawatt (MW) melalui transmisi bawah laut 400 kilo volt (kV) ke kawasan Asia Tenggara. Listrik yang akan diekspor itu nantinya dihasilkan dari energi baru terbarukan (EBT).
Ekspor yang mencapai 300 MW melalui transmisi bawah laut 400kV tersebut dinilai memerlukan sinergi, serta dukungan, baik regulasi maupun penguatan kerja sama pengelolaan aset daerah.
"Jadi sudah seyogyanya, selain PLN menjadi perusahaan yang pondasinya kuat dalam pelayanan listrik di Indonesia, bukan tidak mungkin, sekarang beberapa project hydropower kita sudah jual juga ke Malaysia, tetapi ini menjadi konsolidasi yang terukur," ujar Erick.