BPBD Kota Tangerang Terima Laporan Temuan Ular Hingga 5 Kali per Hari
Sarang atau habitat ular tergenang air hujan sehingga ular masuk ke permukiman
REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Musim penghujan yang sedang terjadi di Kota Tangerang, Banten menyebabkan banyak ular liar bermunculan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang mencatat laporan masyarakat untuk evakuasi ular mencapai hingga lima laporan per hari.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangerang, Ghufron Falveli mengatakan, masyarakat Kota Tangerang harus lebih waspada terhadap kemunculan ular-ular liar saat musim penghujan. Fenomena tersebut terjadi karena sarang atau habitat ular tergenang air hujan dan menyebabkan ular mencari habitat baru dan menjamah permukiman penduduk.
"Per harinya BPBD menerima tiga sampai lima laporan untuk bantuan evakuasi ular di saat musik hujan seperti sekarang ini. Minggu ini bisa dibilang intensitas tertinggi untuk penanganan evakuasi ular dengan berbagai macam ular kami evakuasi, tapi untuk yang paling sering ialah ular sanca dan ular kobra," kata Ghufron dalam keterangannya, Selasa (26/7/2022).
Ghufron mengatakan, dengan adanya feomena banyaknya ular liar, masyarakat diminta untuk lebih menjaga kebersihan sebagai upaya mencegah datangnya hewan melata tersebut ke permukiman warga. Upaya yang dilakukan diantaranya tidak menumpuk barang-barang, memberikan wewangian yang menyengat, dan membuat pagar.
"Selain itu, sistem sirkulasi dan penyinaran matahari yang masuk ke dalam rumah juga harus bagus dan perlu diperhatikan karena ular sangat suka kondisi yang lembab," kata dia.
Ghufron menambahkan, masyarakat diimbau agar tidak takut dan khawatir saat tempat tinggalnya kemasukan ular dan tim BPBD belum tiba di lokasi untuk evakuasi. Masyarakat bisa secara mandiri menggunakan alat-alat seperti bambu dan kayu untuk menangkapnya, tetapi tetap harus waspada dan berjaga jarak.
BPBD Kota Tangerang, kata Ghufron selalu siap melakukan evakuasi hewan liar ketika ada laporan masuk. Selain ular, hewan liar lainnya yang bisa dievakuasi oleh pihaknya yakni monyet, sarang tawon, dan kucing. Nantinya setelah dievakuasi, hewan-hewan tersebut diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).