Pelindo Solusi Logistik Lakukan Transformasi Bisnis

SPSL sebagai Subholding Pelindo telah melakukan berbagai inisiatif strategis.

Republika/Prayogi
Suasana bongkar muat di pelabuhan. ilustrasi
Rep: Rahayu Subekti Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelindo Solusi Logistik atau SPSL melakukan upaya pembangunan pondasi transformasi bisnis dan layanan. Hal tersebut dilakukan setelah penggabungan atau merger Pelindo yang diresmikan beberapa waktu lalu.

Baca Juga


"SPSL telah melakukan berbagai upaya untuk membangun pondasi transformasi yang kuat sebagaimana telah didefinisikan dalam Masterplan Sub Holding Logistik dan Hinterland Development," kata Direktur Utama SPSL Joko Noerhudha dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (26/7/2022).

Joko memastikan implementasi transformasi tersebut telah dilaksanakan secara langsung oleh SPSL. Dia mengatakan upaya tersebut juga dilakukan oleh anak dan cucu perusahaan di lingkungan SPSL.

Saat ini SPSL sebagai Subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo telah melakukan berbagai inisiatif strategis. "Ini dilakukan dalam rangka membangun pondasi transfirmasi bisnis dan layanan guna dapat mencapai visi perusahaan menjadi penyedia solusi terbaik untuk ekosistem logistik yang terintegrasi," ungkap Joko.

Joko menjelaskan, SPSL telah melakukan berbagai program transformasi setelah pelaksanaan inbreng saham pada Maret 2022. Beberapa diantaranya yakni optimalisasi cost of fund, cluster dan moedel bisnis.

"Kami juga kolaborasi dengan pelaku industri serta pengembangan dan integrasi hinterlamd ke pelanuhan melalui multi moda transformasi," tutur Joko. 

Sebagai ekosistem integrator, dia menegaskan SPSL berkomitmen untuk berkolaborasi dengan para pelaku industri dari hulu ke hilir. Joko mengatakan SPSL memiliki competitive advantage yang dimiliki sebagai bagian dari Pelindo Group serta didukung oleh sistem informasi yang andal.

"SPSL diharapkan dapat menghadirkan solusi logistik terbaik melalui end to end service yang terintegrasi guna dapat memberikan layanan yang lebih efektif dan efisien," ucap Joko.

Dalam hal integrasi hinterland ke pelabuhan, dia memastikam SPSL telah bekerja sama dengan pelaku industri. Hal tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan hinterland melalui integrasi multimoda transportasi.

"Di Sumatra Utara, misalnya, pengangkutan kontainer dari Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke menuju Pelabuhan Belawan dapat dilakukan baik dengan kereta api maupun dengan menggunakan truk," jelas Joko.

Secara keseluruhan, kata dia, Joko menuturkan value creation setelah merger Pelindo yang telah direalisasikan dengan baik. Angka value creation SPSL sepanjang semester I tahun ini telah mencapai 51 persen dari target keseluruhan tahun 2022. 

PT Pelindo Terminal Petikemas juga masih terus melakukan upaya transformasi di sejumlah terminal peti kemas yang dikelola perusahaan. Transformasi tersebut meliputi standardisasi dan digitalisasi bisnis proses, peningkatan kompetensi dan optimalisasi pekerja operasional, serta peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal.

"Hal itu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas yang akan berdampak pada efisiensi operasional terminal peti kemas," ujar Corporate Secretary SPTP Widyaswendra.

Widyaswendra mengungkapkan peningkatan arus peti kemas juga trrjadi dengan ditopang dengan tumbuhnya arus peti kemas dalam negeri. Arus peti kemas dalam negeri tumbuh 1,32 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara, arus peti kemas luar negeri terealisasi dengan jumlah yang sama dibandingkan dengan periode 2021. 

“Arus peti kemas dalam negeri yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan ada TPK Tenau Kupang dengan pertumbuhan arus sekitar 23,76 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu,” jelas Widyaswendra. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler