Dalam Tiga Bulan, Cacar Monyet Hasilkan 50 Ribu Mutasi Baru
Mutasi cacar monyet bisa berkembang menjadi varian baru.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Penyakit Dalam di Rumah Sakit St Carolus Salemba, Robert Sinto, mengatakan mutasi pada cacar monyet hingga menghasilkan varian dan subvarian baru tentu bisa terjadi. Bahkan, setelah tiga bulan dilaporkan telah ditemukan kurang lebih 50 ribu titik baru mutasi cacar monyet yang kemungkinan bisa berkembang menjadi varian baru.
"Iya laporan saat ini memang ada titik mutasi baru. Ini jika dibandingkan dengan tahun 2018-2019 ya," kata Robert, Rabu (27/7/2022).
Ia pun menerangkan, sifat virus memang selalu berkembang dan akan mengikuti inangnya untuk bertahan hidup. Bahkan, ada kemungkinan cacar monyet yang saat ini tengah mewabah juga merupakan mutasi baru dari cacar monyet sebelumnya yang telah menjadi endemik di Afrika.
"Kalau dilihat kan ada perbedaan, bisa jadi yang ini adalah varian baru hasil mutasi," kata dia. Namun, sambung Robert, semua itu tetap harus dilakukan penelitian lebih lanjut.
Cacar monyet merupakan penyakit infeksi virus, bersifat zoonosis dan jarang terjadi. Beberapa kasus infeksi pada manusia (human monkeypox) yang pernah dilaporkan terjadi secara sporadis di Afrika Tengah dan Afrika Barat, dan umumnya pada lokasi yang berdekatan dengan daerah hutan hujan tropis.
Penyakit cacar monyet ini tergolong ke dalam genus orthopoxvirus. Virus lain yang juga berasal dari genus orthopoxvirus adalah virus variola yang menyebabkan penyakit cacar (smallpox) dan telah dinyatakan tereradikasi di seluruh dunia oleh WHO pada tahun 1980.
Berdasarkan data dari WHO, monkeypox pada awalnya teridentifikasi pada tahun 1970 di Zaire dan sejak itu dilaporkan secara sporadis di 10 negara di Afrika Tengah dan Barat. Pada tahun 2017, Nigeria mengalami outbreak terbesar yang pernah dilaporkan, dengan perkiraan jumlah kasus yang terkonfirmasi sekitar 40 kasus.
Sejak Mei 2022, monkeypox menjadi penyakit yang menjadi perhatian kesehatan masyarakat global, karena dilaporkan dari negara non endemis. Sejak tanggal 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus monkeypox yang berasal dari negara non endemis, dan saat ini telah meluas secara global dengan total 75 negara.
Hingga 25 Juli 2022 terdapat 18.905 kasus konfirmasi monkeypox di seluruh dunia, dengan 17.852 kasus terjadi di negara tanpa riwayat kasus konfirmasi sebelumnya. Amerika Serikat melaporkan kasus monkeypox sebesar 3846 kasus. Di ASEAN, Singapura telah melaporkan 9 kasus konfirmasi dan Thailand melaporkan 1 kasus konfirmasi.