Studi Kembangkan Wearable Device, Diklaim Bisa Deteksi Covid-19 Sebelum Gejala Muncul

Penelitian berhasil kembangkan gelang 'tracker' yang bisa mendeteksi Covid-19.

www.wikimedia.com
Penelitian berhasil kembangkan gelang 'tracker' yang bisa mendeteksi Covid-19.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian yang dimulai pada awal 2020 berhasil mengembangkan gelang tracker kesehatan yang bisa mendeteksi Covid-19 sebelum gejalanya muncul. Kehadiran gelang ini diharapkan dapat membantu menekan transmisi virus di tengah masyarakat.


"Perangkat ini, disandingkan dengan kecerdasan buatan, busa mendorong batas pengobatan personalisasi dan mendeteksi penyakit sebelum kemunculan gejala," jelas tim peneliti, seperti dilansir New Atlas, Kamis (28/7/2022).

Penelitian ini melibatkan sekitar 1.000 partisipan muda. Seluruh partisipan diminta untuk menggunakan perangkat tracker kesehatan yang dikenal sebagai gelang Ava. Gelang ini sebenarnya sudah banyak digunakan untuk memantau kesuburan.

Gelang ini memiliki kemampuan untuk memantau perubahan pada lima komponen secara real time. Kelima komponen tersebut adalah detak jantung, laju pernapasan, suhu kulit, keragaman detak jantung, dan aliran darah.

Gelang ini digunakan di malam hari. Selama digunakan, gelang ini akan melakukan pengukuran terhadap lima komponen setiap 10 detik.

Selama satu tahun berlangsung, sekitar 11 persen partisipan terkonfirmasi positif Covid-19. Gelang Ava menunjukkan adanya perubahan pada lima komponen sekitar beberapa hari sebelum gejala Covid-19 muncul.

Sebelum gejala Covid-19 muncul, perubahan yang paling signifikan terlihat pada tiga komponen. Ketiga komponen tersebut adalah detak jantung, keragaman detak jantung, dan suhu kulit.

Tim peneliti lalu melatih algoritma baru pada 70 persen partisipan yang positif Covid-19. Setelah itu, tim peneliti melakukan pengetesan terhadap algoritma tersebut pada 30 persen partisipan lain yang positif Covid-19.

Algoritma ini tampak memiliki kemampuan yang menjanjikan untuk mendeteksi Covid-19 sekitar dua hari sebelum gejala muncul. Akurasi algoritma ini dalam mendeteksi Covid-19 mencapai 68 persen. Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal BMJ Open.

"(Teknologi) ini berpotensi menurunkan transmisi virus di tengah masyarakat," jelas tim peneliti.

Peneliti David Conen mengatakan kombinasi algoritma yang canggih dengan perangkat wearable bisa menjadi cara mendeteksi infeksi yang menjanjikan. Conen mengungkapkan bahwa timnya akan melakukan penelitian yang lebih besar lagi dengan melibatkan 20.000 partisipan. Penelitian terbaru ini diprediksi akan memberikan hasil pada penghujung tahun ini.

Sebelumnya, tim peneliti berbeda juga pernah mengembangkan perangkat wearable serupa untuk mendeteksi influenza dan pilek. Melalui sebuah studi, tim peneliti menemukan bahwa infeksi rhinovirus atau H1N1 bisa terdeteksi sekitar 24 jam sebelum gejala muncul. Tak hanya itu, perangkat ini juga bisa mendeteksi tingkat keparahan infeksi dengan akurasi sekitar 90 persen. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler