Pengamat: Anies Baswedan Memang Magnet Politik

Momen pernikahan anak Anies telah dimanfaatkan elit politik untuk bersilaturahmi.

Istimewa
Menhan Prabowo Subianto menghadiri pernikahan putri Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (29/7/2022) malam WIB.
Rep: Haura Hafizhah Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan, kehadiran sejumlah pimpinan partai politik di pernikahan anak Anies Baswedan mengindikasikan Gubernur DKI Jakarta ini diterima mayoritas elite politik nasional.


"Selain itu, Anies masih dinilai sebagai salah satu magnet politik di Tanah Air. Hal itu membuat pimpinan parpol meringankan langkahnya menghadiri pernikahan putri kesayangan Anies," katanya pada Sabtu (30/7/2022).

Namun, kehadiran semua pimpinan parpol tersebut tidak dengan sendirinya akan mengusung Anies dalam Pilpres 2024. Di antara pimpinan parpol itu hadir semata mempererat silaturahim yang sudah terbina selama ini.

Prabowo dan Cak Imin misalnya, hadir di pernikahan anak Anies tampaknya hanya menjaga hubungan pertemanan dengan Anies. Ketua Umum Gerindra dan PKB tersebut hadir tidak bermaksud dalam konteks politik, apalagi mengaitkannya dengan Pilpres 2024.

"Prabowo dan Cak Imin tampaknya sudah satu hati untuk berkoalisi. Mereka tidak akan mengusung Anies pada Pilpres 2024," ujar dia.

Berbeda halnya dengan Surya Paloh, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Shohibul Iman, kehadiran mereka tampaknya berkaitan dengan keinginan bersama Anies di Pilpres 2024. 

Tiga petinggi Parpol ini tampaknya memanfaatkan moment pernikahan itu untuk menunjukan kebersamaannya dengan Anies. Surya Paloh, AHY, dan Shohibul Iman ingin menyampaikan pesan bahwa Anies menjadi bagian dari mereka. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan kebersamaan menuju Pilpres 2024.

"Terkait ketidakhadiran Megawati Soekarnoputri, memang sangat disayangkan. Sebab, ajang pernikahan anak Anies tersebut dapat digunakan untuk menunjukan elite nasional akur-akur saja," ujar dia.

Kalau Megawati hadir, diharapkan dapat menurunkan tensi politik di Tanah Air. Rakyat akan melihat elite politik negeri tidak bersitegang sebagaimana ditunjukan para kampret dan cebong.

"Sayangnya momentum itu tidak terjadi. Megawati tidak hadir dan tidak ada yang mewakilinya. Ini mengindikasikan, silahturahim Megawati dan Anies terkesan ada ganjalan," ujar dia.

Terlepas ketidakhadiran Megawati, momen pernikahan anak Anies telah dimanfaatkan elit politik untuk bersilaturahmi. Anies menjadi magnet berkumpulnya elite politik tersebut.

"Elite politik yang hadir ingin menunjukan mereka damai-damai saja. Karena itu, sudah saatnya kampret dan cebong berdamai di dunia maya," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler