Polisi Sri Lanka Tangkap Pencuri Bendera Istana yang Dijadikan Sprei dan Sarung

Dua bendera resmi dari istana presiden digunakan sebagai sprei dan sarung

AP/Rafiq Maqbool
Orang-orang duduk di halaman kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa hari keempat setelah diserbu oleh pengunjuk rasa anti pemerintah di Kolombo di Kolombo, Sri Lanka, Rabu, 13 Juli 2022. Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, istri dan dua pengawalnya pergi di atas pesawat Angkatan Udara Sri Lanka menuju kota Male, ibu kota Maladewa, menurut seorang pejabat imigrasi yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas situasi Rabu, 13 Juli 2022.
Rep: Fergi Nadira B Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO - Polisi mengatakan telah menangkap seorang pria pemimpin serikat pekerja Sri Lanka yang diduga mengambil dua bendera resmi dari istana presiden terguling Gotabaya Rajapaksa, Sabtu (30/7/2022) waktu setempat. Bendera tersebut digunakan sebagai sprei dan sarung.

Ribuan orang yang marah dengan krisis ekonomi negara menyerbu kediaman dinas Rajapaksa awal bulan Juli. Para pengunjuk rasa memaksa presiden mundur.

Menurut seorang petugas kepolisian, penangkapan pria pencuri bendera pada Jumat malam terjadi setelah sebuah posting media sosial menunjukkan dia menggunakan salah satu bendera resmi kepresidenan sebagai seprai dan yang lainnya sebagai sarung.

"Kami mengidentifikasi dia dari video yang direkam dan diposting oleh putranya," kata petugas yang meminta syarat anonim, seperti dikutip laman Channel News Asia, Ahad (31/7/2022).

"Dia mengatakan kepada penyelidik bahwa dia membakar satu bendera dan kami telah menemukan yang digunakan sebagai sarung," ujarnya menambahkan.

Pria itu akan ditahan selama dua pekan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. 22 juta orang Sri Lanka telah mengalami pemadaman berbulan-bulan yang panjang, rekor inflasi dan kekurangan makanan, bahan bakar dan bensin.

Pengunjuk rasa menyalahkan Rajapaksa karena salah mengelola keuangan negara. Kemarahan publik pun telah membara selama berbulan-bulan sebelum demonstrasi massal yang memaksa penggulingannya.

Setelah pengunjuk rasa menyerbu Istana Kepresidenan, unggahan media sosial dari pengunjuk rasa menunjukkan mereka bermain-main di kolam renang presiden dan memantul di tempat tidur bertiang empat di dalam kompleks yang luas.

Kompleks Temple Trees di dekatnya, kediaman resmi perdana menteri, juga diserbu pada hari yang sama dan pengunjuk rasa telah memindahkan televisi dan barang berharga lainnya. Polisi mengatakan inventarisasi sedang dilakukan di gedung-gedung era kolonial yang merupakan gudang seni dan barang antik yang berharga.

Namun para pengunjuk rasa juga menyerahkan kepada pihak berwenang sekitar 17,5 juta rupee (46 ribu dolar AS) dalam bentuk uang kertas yang telah ditemukan di salah satu kamar istana kepresidenan. Penerus Rajapaksa, Ranil Wickremesinghe, telah bersumpah akan menindak keras terhadap pembuat onar .

Polisi telah menangkap beberapa pemimpin protes dalam beberapa hari terakhir. Parlemen juga memperpanjang keadaan darurat dan memberikan kekuatan militer untuk menjaga ketertiban dan menahan tersangka untuk waktu yang lama.

Militer pekan lalu menghancurkan sebuah kamp protes di luar kantor presiden yang telah berkampanye untuk penggulingan Rajapaksa. Meski ini adalah sebuah langkah yang mengundang kecaman internasional yang menuduh pasukan menggunakan kekuatan berlebihan pada demonstran yang tidak bersenjata.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler