Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Mudahkan Guru Mengajar

Kurikulum Merdeka dirancang memudahkan guru mengajar yang berorientasi pada murid

ANTARA/Andi Bagasela
Seorang guru menyampaikan materi pelajaran saat proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budaya, kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (20/7/2022). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) memastikan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka tetap berjalan sesuai rencana, yang dimulai pada tahun ajaran 2022/2023 dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan akan terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memberikan pemahaman terkait Kurikulum Merdeka. Di mana kurikulum tersebut dirancang untuk memudahkan guru dalam mengajar yang berorientasi pada murid.

“Kurikulum Merdeka dirancang untuk memudahkan guru dalam mengajar yang berorientasi pada murid, sehingga menghadirkan pengalaman belajar yang terbaik bagi anak-anak kita,” ujar Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, lewat keterangan pers, Ahad (31/7/2022).

Dia mengatakan, Kemendikbudristek melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di provinsi terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, organisasi-organisasi guru, dan lainnya terkait kurikukum tersebut. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi miskonsepsi terhadap Kurikulum Merdeka.

Kegiatan penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka dilaksanakan di Jember pada 26-27 Juli lalu dengan diisi audiensi dan diskusi bersama pemangku kepentingan bidang pendidikan di Jember. Bupati Jember, Hendy Siswanto, menyampaikan, Pemkab Jember menyambut baik Kurikulum Merdeka yang digulirkan Kemendikbudristek.

”Para siswa perlu diajarkan materi pembelajaran yang konkret agar siap menghadapi permasalahan sehari-hari,” kata Hendy. Dia berharap Kurikulum Merdeka dapat mendorong adanya transformasi pembelajaran siswa di sekolah yang selama ini mengandalkan metode ceramah.

Senada dengan hal tersebut, Plt Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan (PSKP), Irsyad Zamjani, juga menekankan, harapan dalam peningkatan pembelajaran yang berkualitas sudah terakomodasi dalam Kurikulum Merdeka. Menurut dia, dalam kurikulum tersenut proses pendidikan dan pembelajaran tak lagi mengandalkan hapalan.

“Tetapi, benar-benar fokus pada kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai dengan jenjangnya,” kata Irsyad.

Selain itu, Irsyad juga memberikan apresiasi yang besar terhadap satuan pendidikan di Kabupaten Jember yang antusias menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri. “Kami senang bahwa inisiatif Kurikulum Merdeka disambut baik oleh sekolah dan pemerintah daerah, meskipun masih belum menjadi kurikulum nasional dan tidak ada kewajiban dalam penerapannya,” jelas Irsyad.

Dia juga menekankan, dukungan seluruh pemangku kepentingan pendidikan di daerah menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka. Hal itu juga dapat memunculkan antusiasme sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Irsyad menekankan, tidak ada hierarki antara sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka dengan sekolah yang tidak menerapkan. Dia juga mengingatkan para pengawas untuk tetap membimbing para guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.

“Jangan takut salah, tidak ada yang salah dalam proses belajar apalagi di masa transisi ini. Mohon untuk para pengawas tidak menyalahkan guru dan kepala sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka tetapi dianggap belum sesuai dengan yang seharusnya. Mohon dibimbing, didampingi, dan dimotivasi,” kata Irsyad.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Sukowinarno, menyampaikan harapannya agar semua satuan pendidikan di Kabupaten Jember dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara baik meski dengan segala keterbatasannya. Pihaknya akan melakukan evaluasi dari pelaksanaannya ke depan.

“Kita tetap harus semangat dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Kami juga akan mengevaluasi penerapan Kurikulum Merdeka untuk perbaikan di masa yang akan datang,” ujar Sukowinarno.

Tim BSKAP Kemendikbudristek berkesempatan untuk melihat langsung proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jember Lor I, salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri serta berinteraksi dengan guru, khususnya di kelas I dan IV.

Pada kesempatan tersebut, guru kelas IV SDN Jember Lor I, Dodi Yulianto, mengatakan, pelatihan bersifat interaktif yang difasilitasi oleh Kemendikbudristek telah memotivasi dirinya untuk terus belajar hal baru. “Untuk mendalami, saya perkuat dengan mengikuti komunitas belajar di antara sesama guru guna menemukan solusi bersama atas permasalahan yang timbul di Kurikulum Merdeka,” ujar Dodi.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler