Presiden Wickremesinghe: Belum Saatnya Gotabaya Rajapaksa Kembali ke Sri Lanka
Kehadiran Rajapaksa dinilai dapat mengobarkan ketegangan politik di Sri Lanka
REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan, belum saatnya mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa kembali ke negara itu. Kehadiran Rajapaksa dinilai dapat mengobarkan ketegangan politik.
"Saya tidak yakin ini saatnya dia kembali. Saya tidak punya indikasi dia akan segera kembali," kata Wickremesinghe dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal.
Rajapaksa sebelumnya menghadapi seruan untuk mengundurkan diri karena penanganannya terhadap krisis ekonomi negara. Dia kemudian melarikan diri pada 13 Juli dan mengundurkan diri sebagai presiden. Rajapaksa kini berada di Singapura.
Wickremesinghe tetap berkomunikasi dengan Rajapaksa untuk menangani masalah serah terima administrasi dan urusan pemerintah lainnya. Sri Lanka telah melakukan pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang paket bailout. Pada April, Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran utang luar negeri sekitar 12 miliar dolar AS. Sri Lanka memiliki utang yang harus dibayar senilai hampir 21 miliar dolar AS, yang akan jatuh tempo pada akhir 2025.
Wickremesinghe mengharapkan kesepakatan tingkat staf IMF akan tercapai pada akhir Agustus. Dia menambahkan bahwa, Sri Lanka harus mengamankan lebih dari 3 miliar dolar AS dari sumber lain tahun depan untuk mendukung impor penting termasuk bahan bakar, makanan dan pupuk. Wickremesinghe juga mengatakan, Sri Lanka akan melihat peningkatan yang nyata dalam keadaan ekonomi mereka.
Singapura telah memperpanjang izin tinggal Rajapaksa selama 14 hari tambahan. Dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters, izin kunjungan jangka pendek yang dikeluarkan ketika Rajapaksa tiba dalam kunjungan pribadi dua minggu lalu, telah diperpanjang.
Dengan perpanjangan izin tersebut, maka Rajapaksa dapat tinggal di Singapura hingga 11 Agustus. Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan di Singapura tidak menanggapi permintaan konfirmasi terkait perpanjangan izin itu.
Rajapaksa mendarat di Singapura pada 14 Juli, sehari setelah melarikan diri dari Sri Lanka yang dilanda krisis. Dia terbang ke Singapura melalui Maladewa. Dia kabur dari negaranya menyusul pemberontakan rakyat yang memaksanya mengundurkan diri sebagai presiden. Pada saat itu, pemerintah Singapura mengatakan, Rajapaksa belum diberikan suaka, dan berada di negara itu untuk kunjungan pribadi.
"Saya yakin dia pada akhirnya akan mempertimbangkan untuk kembali ke Sri Lanka, tetapi tidak ada sikap politik atau sikap lain yang pasti mengenai hal ini," kata juru bicara pemerintah Sri Lanka Bandula Gunwardena.