Berobat Leukemia, Pria Ini Malah Jadi Orang Tertua di Dunia yang Sembuh dari HIV
Pria AS yang juga orang dengan HIV jalani transplantasi sel punca untuk leukemia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pasien dinyatakan sembuh dari HIV di usia yang ke-66 tahun setelah menjalani transplantasi sel punca untuk mengobati leukemia. Keberhasilan ini menjadikan pria tersebut sebagai pasien keempat sekaligus tertua di dunia yang sembuh dari HIV.
Pasien asal Amerika Serikat ini memilih untuk merahasiakan namanya dan dikenal sebagai pasien "City of Hope". Dia pertama kali terdiagnosis dengan HIV pada 1988. Pasien ini mengungkapkan bahwa diagnosis tersebut terasa seperti "hukuman mati".
Selama lebih dari 30 tahun sejak terdiagnosis, pasien "City of Hope" menggunakan antiretroviral therapy (ART). Terapi ini berfungsi untuk mengontrol kondisinya.
Selain mengidap HIV, pasien "City of Hope" juga menderita leukemia. Pasien ini lalu menjalani transplantasi sel punca (stem cell) untuk mengobati leukemianya.
Tim peneliti sengaja mencari donor sel punca dari orang yang secara alami memiliki resistensi terhadap HIV. Sebelumnya, transplantasi sel punca dari orang yang resisten terhadap HIV pernah berhasil menyembuhkan seorang pasien HIV lain bernama Timothy Ray Brown pada 2007.
Transplantasi sel punca ini dijalani oleh pasien "City of Hope" pada 3,5 tahun yang lalu. Setelah transplantasi sel punca, pasien ini juga menjalani kemoterapi dan tak lagi menggunakan ART. Saat ini, pasien "City of Hope" telah dinyatakan remisi dari HIV dan leukemia selama lebih dari setahun.
Tim peneliti mengungkapkan bahwa metode pengobatan ini bisa berhasil karena sel punca dari pendonor memiliki mutasi genetik yang spesifik dan langka. Mutasi tersebut membuat sel punca si pendonor tidak memiliki reseptor yang biasanya digunakan HIV untuk menginfeksi sel tubuh.
"(Keberhasilan pada kasus ini) meneruskan harapan dan inspirasi (bagi orang dengan HIV)," jelas presiden terpilih International Aids Society (IAS), Sharon Lewin, seperti dikutip dari Fox News, Senin (1/8/2022).
Meski menjanjikan, ternyata tidak semua pasien HIV bisa menjalani transplantasi sel punca. Hal ini berkaitan dengan risiko-risiko yang mungkin terjadi akibat dari prosedur tersebut.
Tim peneliti dari Spanyol juga berhasil menemukan petunjuk terkait pengobatan yang potensial untuk pasien HIV. Hal ini diketahui setelah seorang pasien perempuan berusia 59 tahun tak lagi menunjukkan muatan virus yang bisa terdeteksi setelah tak lagi menggunakan ART.