Virtual Tour Perjuangan Muslim 5 Negara dari Jepang Hingga Palestina

Mereka saling berbagi catatan perjuangan masa lampau di balik terbangunnya masjid.

Istimewa
Puluhan muslim dari berbagai daerah di Indonesia dan belahan dunia, duduk bersama di sebuah acara temu virtual bertajuk
Rep: Arie Lukihardianti Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan muslim dari berbagai daerah di Indonesia dan belahan dunia, duduk bersama di sebuah acara temu virtual bertajuk "Syiar Salman 5 Negara", akhir pekan lalu. Mereka saling berbagi catatan perjuangan masa lampau, di balik terbangunnya sebuah masjid. Perbedaan waktu 2-4 jam di antara Indonesia, Austria, Jepang, dan Palestina membawa kesan beragam selama acara berlangsung.


Cerita pertama datang dari 'Suraunya Muslim Indonesia' di Wina, Austria. Itulah julukkan untuk Masjid As-Salam Wapena. Menurut Wakil Duta Besar Indonesia untuk Austria, Akio Alfiano Tamala, jamaah Masjid As Salam Wapena, memang sebagian besar adalah WNI yang tinggal di sana. 

Menurutnya, sebelum merasakan shalat di 'permukaan', mereka telah 10 tahun lamanya beribadah di bawah tanah. Lebih tepatnya lahan basement dari sebuah apartment. Hingga akhirnya dari hasil gotong royong wakaf, untuk pertama kalinya jemaah As-Salam Wapena shalat di bangunan masjid baru pada  tanggal 25 Maret 2022. 

 

Puluhan muslim dari berbagai daerah di Indonesia dan belahan dunia, duduk bersama di sebuah acara temu virtual bertajuk Syiar Salman 5 Negara, akhir pekan lalu. - (Istimewa)

 

"Alhamdulillah, kelompok masyarakat Muslim Indonesia dan Asia Tenggara yang tergabung dalam Warga Pengajian Austria atau Wapena, akhirnya telah mendapatkan bangunan sendiri untuk menjadi tempat baru bagi Masjid As-Salam Wapena menggantikan bangunan sebelumnya yang disewa. Harapan kami, Masjid As-Salam Wapena ini bisa menjadi cerminan dari budaya Indonesia yang rahmatan lil 'alamiin, yang moderat, toleran, dan menghargai keberagaman," paparnya.

Beranjak dari Eropa Tengah, para peserta yang disapa Sahabat Wakaf ini lalu disuguhkan asrinya rumah-rumah khas Jepang. Salah satu bangunan Japanese Family di Osaka itu ternyata sebuah masjid bernama Ibaraki Mosque. 

Letaknya strategis dekat dengan dua universitas besar. Saat ini, masjid tengah dalam proses pembangunan agar dapat lebih luas dengan dana wakaf. Sebelumnya, daya tampung masjid yang tidak sampai 40 orang, begitu terbatas.

Seorang pengurus Masjid Ibaraki Satria Rusdiputra mengatakan, sudah tercatat 110 orang Jepang yang bermualaf, bersyahadat di masjid ini. Pihaknya pun bersyukur, makin hari jumlah Muslim yang datang ke Jepang makin bertambah. 

"Ketika Idul Fitri & Idul Adha, kita harus menyewa tempat lain. Kita punya mimpi bahwa masjid ini akan menjadi Islamic Center, pusat dakwah, dan pengajaran anak-anak Muslim di sini, sebagai tempat menimba ilmu dan Islam," katanya.

Setelah mendengar harapan Muslim di Jepang, Ir.Oemar Syam, selaku Ketua Aman Palestin memandu peserta langsung dari lokasi dibangunnya kembali Masjid Syekh Ajlin Gaza, di Palestina. 

Masjid yang pernah hancur tahun 2014 karena terdampak konflik ini juga, nampaknya sulit mengakses air yang betul-betul bersih da aman. Kehadiran Masjid Syekh Ajlin sangat dinanti bukan hanya untuk tempat ibadahnya, tapi juga keran sebagai sumber airnya.

"Ini kita lihat pintu masuk utama yang memang berseberangan atau berhadapan dengan laut Mediterania. Di bawah adalah ruang shalat untuk lelaki, di atas adalah ruang shalat untuk perempuan. Ada juga khusus penghafal Qur'an. Alhamdulillah," ujar Oemar. 

Pembangunan Masjid Syekh Ajlin Gaza, kata Oemar, menjumpai tantangan. Mulai dari terhambatnya bahan bangunan masuk hingga pekerjaan yang tertunda lebih dari 100 hari di wilayah konflik ini.

Sementara menurut General Manajer Wakaf Salman, Gun Gun Saptari Hidayat, Wakaf Salman sebagai lembaga pengelola wakaf terpadu berkolaborasi dengan lembaga maupun para pengurus masjid di negara-negara tersebut.

Untuk menyalurkan amanah program Wakaf Masjid, kata dia, pihaknya menyerahkan amanah wakaf senilai Rp 100 juta untuk Masjid As-Salam Wapena Austria, wakaf senilai Rp 146,8 juta rupiah untuk Masjid Ibaraki Osaka Jepang, dan wakaf senilai Rp 465,3 juta  untuk Masjid Syekh Ajlin Gaza Palestina.

Di akhir acara, semua pengurus masjid dari berbagai negara tersebut, menerima informasi renovasi Masjid Salman ITB yang sedang dalam tahap pembongkaran parket lama untuk digantikan yang baru. 

Masjid ikonik kampus yang bersejarah di Indonesia inilah, pionir misi membangun peradaban bersama Muslim dunia di masjid-masjid lainnya. Untuk terus melancarkan syiar tersebut, Wakaf Salman tengah berupaya menggulirkan manfaat wakaf masjid melalui program Wakaf 99 Masjid Indonesia, Wakaf Masjid Mualaf Badui, dan Wakaf Masjid di Uganda, Afrika.

Acara "Syiar Salman 5 Negara" ini juga menjadi ajang silaturahim para Sahabat Wakaf Salman dalam rangka mengawali Muharram 1443 Hijriah. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler