Indonesia Harus Galang Kekuatan Komunitas Internasional Hentikan Kebrutalan Israel

Mengutuk serangan Israel tidak cukup dan harus ada upaya nyata untuk menghentikannya

DPR RI
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI harus menggalang kekuatan internasional untuk menghentikan kebrutalan serangan Israel terhadap Palestina.
Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI harus menggalang kekuatan internasional untuk menghentikan kebrutalan serangan Israel terhadap Palestina. Hal itu dikatakan anggota Komisi I DPR RI Sukamta menanggapi pernyataan Kementerian Kesehatan Jalur Gaza, Palestina pada Ahad (7/8/2022) yang menyampaikan korban tewas akibat serangan Israel ke wilayah Gaza meningkat menjadi 29 orang dan 214 orang luka-luka.

Baca Juga


Sukamta menilai harus ada tekanan dari komunitas internasional untuk hentikan serangan Israel dan juga perlu segera memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza. "Saya berharap pemerintah Indonesia bisa melakukan inisiasi untuk menggalang kekuatan," kata Sukamta di Jakarta, Senin (8/8/2022).

Dia menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas banyak korban sipil termasuk anak-anak yang menjadi korban serangan Israel. Menurut dia, serangan udara Israel di permukiman penduduk jelas secara sengaja menyasar warga sipil. Mengutuk serangan itu tidak cukup, harus ada upaya nyata untuk menghentikan kekejian tersebut.

Sukamta meminta komunitas internasional tidak menerapkan standar ganda dalam menangani konflik yang ada di dunia. Menurut dia, jika komunitas internasional bisa bersikap tegas dan melakukan embargo ekonomi kepada Rusia karena menginvasi Ukraina, maka seharusnya sikap tegas yang sama juga bisa dilakukan kepada Israel.

"Sikap tegas komunitas internasional harus dilakukan kepada Israel yang jelas-jelas telah melakukan pendudukan terhadap wilayah Palestina puluhan tahun lamanya dan terus melakukan aksi brutal pembunuhan dan pengeboman terhadap warga sipil," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler