BPS-Kementan Survei Bersama Stok Beras Nasional, Begini Hasilnya
Terakhir kali survei stok beras nasional dilakukan pada tahun 2015.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) merilis hasil Survei Cadangan Beras Nasional 2022 (SCBN22). Survei bersama itu dilakukan untuk dapat mengetahui detail volume sekaligus keberadaan pasokan beras yang telah diproduksi dari dalam negeri.
Deputi Statistik Produksi, BPS, Habibullah, mengatakan, survei stok beras tahun 2022 harus dilakukan. Pasalnya, informasi cadangan beras nasional selama ini sulit diperoleh dan tidak tersedia secara rutin. Ia menyebut, terakhir kali survei dilakukan pada tahun 2015.
Mengenai hasil survei, ia menyampaikan, survei stok beras khusus dilakukan untuk periode akhir Maret, akhir April atau menjelang lebaran, dan akhir Juni atau pasca lebaran."Stok beras per 31 Maret 2022 sebesar 9,71 juta ton, lalu 30 April 10,15 juta ton, dan akhir Juni 9,11 juta ton," kata dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (8/8/2022).
Ia menambahkan, hingga akhir Juni 2022, keberadaan stok beras terbesar terdapat di rumah tangga yakni sebesar 6,6 juta ton atau 67,94 persen. Stok beras terbanyak selanjutnya terdapat di pedagang sekitar 1,04 juta ton, lalu di penggilingan sebanyak 690 ribu ton, industri horeka 280 ribu ton serta di Bulog 1,11 juta ton.
Dilihat dari wujud beras, khusus periode Juni 2022, dari total stok 9,11 juta ton, sebanyak 5,85 juta ton setara beras disimpan dalam bentuk gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG). Adapun yang disimpan dalam bentuk beras siap konsumsi sebanyak 3,4 juta ton. Lalu dalam wujud beras pecah kulit 50 ribu ton dan menir 20 ribu ton.
Habibullah mengatakan, hasil survei bersama tersebut mengonfirmasi posisi surplus beras periode 2019 hingga 2022. "Stok beras kita mencukupi dan akan terus bertambah seiring adanya panen tiap bulan hingga akhir Desember 2022. Indonesia swasembada beras," ujarnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi, menambahkan, data hasil survei itu mempertegas kemampuan Indonesia memenuhi kebutuhan beras domestik. Ia pun mengingatkan, masih terdapat impor beras yang masuk, beras tersebut merupakan jenis khusus yang memang tidak diatur karena tujuan penggunan khusus industri.
"Selama ini yang selalu menjadi pertanyaan, posisi surplus beras itu ada di mana? Karena itu survei ini menjadi solusi," kata dia.
Survei cadangan beras nasional diharapkan akan terus direplikasi dan ditindaklnjuti untuk stok-stok beras berikutnya. Di sampung itu, juga dapat digunakan untuk mendata produksi komoditas lain sekaligus neraca ekspor dan impor.
Sebagai informasi, survei tersebut dilakukan di 47.817 titik sampel di 490 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi. Sebanyak 14.100 sampel merupakan rumah tangga dan 33.717 sampel non rumah tangga. Survei itu melibatkan 1.900 orang petugas sebagai enumerator.