PM Jepang Pilih Anggota Kabinet tanpa Hubungan Gereja Unifikasi

Perombakan kabinet terjadi saat pemerintahan Kishida menghadapi penurunan dukungan.

AP/Eugene Hoshiko
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, tengah, menghadiri sesi pembukaan sesi luar biasa di majelis rendah parlemen Rabu, 3 Agustus 2022, di Tokyo.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan merombak kabinet dengan memperhatikan hubungan politisi dengan Gereja Unifikasi. Dia berusaha menjauhkan pemerintahannya dari kelompok kontroversial dan membalikkan kemerosotan dalam jajak pendapat.

Baca Juga


Kishida mengatakan pada Selasa (9/8/2022), bahwa anggota baru kabinetnya dan pejabat baru partai yang berkuasa harus meninjau secara menyeluruh hubungan dengan kelompok tersebut. "Itu akan menjadi prasyarat," kata Kishida berbicara pada konferensi pers di Nagasaki.

Perombakan itu terjadi saat pemerintahan Kishida menghadapi penurunan dukungan. Pengawasan publik terhadap hubungan antara kelompok itu dan anggota parlemen Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa telah meningkat tajam sejak mantan Perdana Menteri Shinzo Abe ditembak mati ketika melakukan kampanye bulan lalu.

Abe ditembak oleh seorang pria yang ibunya adalah anggota Gereja Unifikasi. Pelaku mengatakan kepada penyelidik bahwa dia yakin Abe telah mempromosikan kelompok yang membuat ibunya memberikan sumbangan besar hingga merusak hubungan keluarga.

Dukungan untuk kabinet Kishida telah jatuh ke level terendah sejak menjabat Oktober lalu. Menurut penyiar publik NHK pada Senin (8/8/2022), dukungan turun menjadi 46 persen dari 59 persen pada tiga minggu lalu dan hasil tersebut yang sejalan dengan survei terbaru lainnya. Sebagian besar responden mengatakan, menginginkan penjelasan tentang hubungan politisi dengan Gereja Unifikasi.

Tapi Kishida menegaskan, perombakan terjadi karena kabinetnya membutuhkan perombakan untuk menangani masalah seperti kenaikan harga dan lingkungan keamanan yang semakin tegang. "Dalam banyak hal, kita menghadapi situasi paling kritis sejak akhir Perang Dunia II," katanya.

 

Menurut sumber pemerintah dan LDP, Menteri Keuangan Shunichi Suzuki akan dipertahankan dari jabatannya. Kemudian Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi dan Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno dan Sekretaris Jenderal LDP Toshimitsu Motegi juga akan mempertahankan pekerjaannya.

Menteri Perindustrian Koichi Hagiuda diperkirakan akan digeser ke posisi di luar kabinet. Menurut harian Yomiuri Shimbun, dia kemungkinan besar menjadi ketua komite penelitian kebijakan LDP.

Salah satu penasihat Kishida, Minoru Terada dan anggota parlemen majelis tinggi Naoki Okada, diperkirakan akan diangkat masuk kabinet untuk pertama kalinya. Perombakan itu diperkirakan akan terjadi pada awal September, tetapi analis mengatakan, Kishida tampaknya bergerak lebih awal untuk mencoba menghentikan penurunan dukungannya sesegera mungkin.

Meskipun penurunan kepercayaan akibat kasus Covid-19 yang baru-baru ini melonjak ke rekor tertinggi, masalah utama yang disuarakan dalam survei opini adalah ketidakbahagiaan publik dengan gagasan pemakaman kenegaraan untuk Abe dan koneksi Gereja Unifikasi. "Barisan kabinetnya akan menunjukkan bahwa LDP mengambil tindakan keras untuk menangani apa yang sekarang sebagian besar menjadi masalah individu sebelum itu menodai seluruh partai," kata profesor di Waseda University  Airo Hino.

 

"Masalah Gereja Unifikasi adalah sesuatu yang dia tidak ingin berlarut-larut," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler