Pentingkah Konsumsi ASI Booster untuk ASI Eksklusif?
Pakar menyebut konsumsi ASI Booster tergantung kondisi dan kesehatan si ibu
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi utama yang lengkap dan sempurna bagi bayi yang belum dapat mengonsumsi makanan padat. Sayangnya, salah satu permasalahan yang dikhawatirkan para ibu setelah melahirkan adalah kurangnya produksi ASI. Hal tersebut dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi bayi, zat antibodi, dan kecerdasan pada bayi, serta berimbas pada kesehatan fisik sang ibu.
Mengatasi permasalahan tersebut, umumnya para ibu akan mengonsumsi ASI booster yang merupakan makanan pendukung kelancaran produksi ASI. Namun, haruskah para ibu mengonsumsi ASI booster? Atau ASI booster hanya dapat diberikan pada kondisi tertentu? Bersama dr. Johanes Ari Cahyo Prabowo, Sp. A. dan Dear Moms, Siloam Hospitals Mampang selenggarakan bincang sehat daring untuk memberikan edukasi bagi para ibu khususnya Busui.
Dalam bincang sehat tersebut, dr. Johanes Ari mengungkapkan bahwa pemberian ASI merupakan hal yang penting dan terbaik bagi ibu dan bayi. Ada kalanya ketika para ibu sulit memproduksi ASI, yang terlintas dalam benak ibu umumnya hendak mengganti ASI dengan susu formula. Faktanya, pemberian ASI lebih penting dibandingkan susu formula.
“Untuk nutrisi terutama pada lima hari pertama kita sebut kolostrum, itu mengandung protein yang cukup tinggi, yaitu protein Whey Protein ini beda dengan protein Whey yang ada pada susu formula, sehingga beberapa anak mengalami alergi karena kandungan dari susu formula,” ungkap dia.
ASI mulai terbentuk setelah proses persalinan, umunya tiga hingga empat hari pasca persalinan. Namun tak menutup kemungkinan produksi ASI juga berjalan pada masa kehamilan. Pada proses tersebut, pemenuhan nutrisi pada ibu harus ditinjau. Makan dan minum yang cukup akan membantu meningkatkan produksi dan kelancaran ASI. Tak hanya penting bagi pemenuhan gizi bayi, sang ibu pun akan mendapatkan manfaat ketika memberikan ASI. Jadi, keduanya turut mendapatkan manfaat dari ASI.
Ia pun juga menjelaskan beberapa alasan ibu sulit memproduksi ASI. “Faktor psikologis, kelola stres dengan baik. Cek lagi kondisi fisik ibu, dehidrasi atau tidak? Minum harus cukup (1500 -2000 cc dalam satu hari), makan makanan yang bergizi, kebutuhan nutrisi harus tercukupi, banyak mengandung protein,” tegas dr. Johanes Ari selaku Dokter Spesialis Anak di Siloam Hospitals Mampang.
Demi terpenuhinya kebutuhan gizi bayi melalui ASI, para ibu juga harus memerhatikan kesehatan fisik dan mentalnya. Seringkali para ibu stres, lelah, dan cemas. Kondisi tersebut tentunya sangat berpengaruh pada pembentukan ASI.
Menangani permasalahan tersebut, saat ini banyak beredar di pasaran mengenai ASI booster yang dapat membantu memperlancar produksi ASI. ASI booster tersebut juga dikemas dalam bentuk obat medis sehingga lebih praktis untuk dikonsumsi. Penting atau tidaknya konsumsi ASI booster tergantung pada kondisi para ibu.
Tidak ada larangan dalam mengonsumsi ASI booster, menurut dr. Johanes Ari, “Jika dirasa perlu, konsumsi ASI booster dalam bentuk obat medis yang beredar di pasaran dapat digunakan. Dengan catatan, perlu diperhatikan faktor risiko dan riwayat alergi. Tentunya, konsumsi ASI booster juga diiringi dengan pemenuhan gizi yang cukup. Cek lagi dampak dari konsumsi ASI booster dengan kualitas ASI yang terbentuk. ASI yang berkualitas akan berwarna putih kekuningan dan sedikit kental.”