Airlangga: Harga Pangan Sudah Relatif Stabil Saat Ini

Masih ada 30 provinsi dengan realisasi inflasi di atas 5 persen.

Antara/Patrik Cahyo Lumintu
Pedagang mengemas beras pesanan pelanggannya di salah satu agen beras di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (27/1/2022). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (18/8/2022), menegaskan, harga pangan per hari ini sudah relatif stabil.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (18/8/2022), menegaskan, harga pangan per hari ini sudah relatif stabil.

"Kami melihat dari segi volatile food, harga pangan relatif terkendali dibandingkan kemarin, yang memang ada pula momen Lebaran sehingga terjadi kenaikan permintaan," ucap Airlangga.

Ia memerinci rata-rata harga beras saat ini masih kuat yakni sekitar Rp 10 ribu per kilogram. Harga daging sapi pun sudah turun, begitu pula harga daging ayam, gula pasir, bawang merah, bawang putih, dan cabai merah. Bahkan, harga daging ayam saat ini tercatat justru terlalu rendah yakni di bawah Rp 20 ribu per kilogram.

Meski begitu, Airlangga mengungkapkan masih terdapat 30 provinsi dengan realisasi inflasi pada Juli 2022 yang di atas nasional yakni 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) antara lain Jambi sebesar 8,55 persen, Sumatera Barat, 8,01 persen, Bangka Belitung 7,7 persen, serta Riau dan Aceh.

"Hal ini menjadi perhatian para gubernur untuk ikut menjaga melalui Tim Pengendalian inflasi Daerah (TPID) agar melakukan upaya ekstra agar stabilisasi harga dapat dijaga. TPID harus membuat beberapa program pengendalian inflasi yang adaptif dan inovatif," jelasnya.

Sementara dari segi logistik Airlangga menyebutkan Presiden telah meminta Menteri Perhubungan untuk meningkatkan frekuensi penerbangan agar biaya logistik maupun harga tiket untuk penumpang bisa menurun.

"Langkah ini termasuk juga upaya restrukturisasi Garuda Indonesia untuk menambah pesawat. Pemerintah telah melakukan restrukturisasi Garuda yang kini berada dalam proses dan diharapkan jumlah pesawat dari Garuda bisa meningkat," ujar Airlangga.

Baca Juga


 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler